Psikoanalisa
a.
Pengertian Psikoanalisis
Analisa
berasal dari kata Yunani kuno analusis
yang artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali, dan luein yang berarti melepas sehingga jika
di gabungkan maka artinya adalah melepas kembali atau menguraikan. Kata anlusis
ini di serap kedalam bahasa inggris menjadi analysis yang kemudian di serap
juga ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, analisis/ana·li·sis/
n 1 penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dan sebagainya); 2 Man penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; 3
Kim penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat
bagiannya dan sebagainya; 4 penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; 5
pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang
dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi
fungsi dan perilaku psikologis manusia. Psikoanalisis merupakan aliran psikologi yang paling
dikenal dan memiliki banyak pengaruh dalam dunia psikologi dan di bidang
lainnya. Aliran Psikoanalisis dari
Sigmund Freud
berasumsi bahwa energi penggerak awal perilaku manusia berasal dari dalam diri
manusia yang terletak jauh di alam bawah sadar. Itulah sebabnya, mengapa begitu
banyak penyakit fisik yang disebabkan oleh tertekannya psikologis seseorang.
Tekanan psikologis itu ditekan ke dalam alam bawah sadar seseorang. Maka dari
itu, untuk menyembuhkan penyakitnya adalah dengan menggali kembali masalah yang
sedang di hadapinya melalui terapi, hypnosis, dan lain-lain.
b. Sigmun Freud (1856-1939)
Freud merupakan pendiri
dari psikoanalisis, ia menemukan 3 unsur spesifik kepribadian, yaitu:
·
Id (Das Es)
Id
adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Id beroperasi berdasarkan
prinsip kenikmatan (pleasure principle),
yaitu: berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Id
adalah letupan-letupan berupa keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
biasanya mendesak.
·
Ego (Das Ich)
Ego merupakan
perkembangan dari id. Ego adalah suatu bentuk perilaku yang sudah nampak.
Perilaku tersebut merupakan konflik antara id dan superego.
·
Superego (Das Ueber)
Superego berupa
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di lingkungan tersebut. Superego
beroperasi memakai prinsip idealistic (idealistic principle) sebagai lawan dari
prinsip kepuasan id.
Freud
juga menemukan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu:
·
Pikiran sadar
Kesadaran yang
berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya
sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan
ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi-isi kesadaran itu hanya
bertahan dalam waktu yang singkat di daerah conscious, dan segera tertekan ke daerah perconscious atau unconscious, begitu
orang memindah perhatiannya ke yang
lain.
·
Pikiran prasadar
Yakni tingkat
kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Pengalaman yang
ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati,
akan ditekan pindah ke daerah prasadar.
·
Pikiran tak sadar
Tak sadar adalah
bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan
bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls
dan, dan pengalaman-pengalaman baik yang normal maupun traumatik yang ditekan
oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar.
c.
Dinamika Kepribadian
Freud mengusulkan sebuah dinamika
atau prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong
tindakan manusia. Dorongan-dorongan itu antara lain:
1) Seks
Libido
(hasrat seksual) adalah istilah yang biasa digunakan oleh pendiri psikoanalis,
Sigmund Freud, untuk menamakan hasrat atau dorongan seksual. Ia mengatakan
bahwa dorongan ini dikarakteristikkan dengan bertumbuhnya secara bertahap
sampai puncak intensitas, diikuti dengan penurunan tiba-tiba dari rangsangan.
Waktu dia mempelajari proses ini pada pasien-pasiennya, Freud menyimpulkan
bahwa berbagai kegiatan seperti makan dan minum, dan juga kencing serta buang
hajat juga memiliki pola yang sama. Konsekuensinya, ia menyimpulkan bahwa
tindakan ini juga memiliki hasrat seksual juga. Freud juga tertarik pada
perkembangan libido, yang ia lihat sebagai dorongan manusia yang paling dasar
dan paling kuat. Ia percaya bahwa perkembangan libido dapat dibagi dalam
beberapa tahap yang berbeda dan bisa dikenali.
2) Insting
Kehidupan Dan Insting Kematian
Freud berpendapat bahwa seluruh perilaku
manusia didorong oleh nafsu atau instingnya, dimana instingnya merupakan
representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan fisik-biologis. Freud
mengemukakan insting kehidupan mencakup:
·
Kehidupan
individual, dengan mendorong seorang individu memenuhi kebutuhan makan dan minum.
·
Kehidupan
spesies, dengan mendorongnya untuk melakukan hubungan seks.
Freud menyakini
dibalik insting kehidupan terdapat insting kematian. Freud merujuk pada prinsip
nirwana. Prinsip ini merujuk pada ketiadaan, non-eksistensi, kekosongan yang
jadi tujuan hidup dalam filsafat orang-orang Budha. Bukti tentang adanya
insting kematian dan prinsip nirwana adalah saat kita benar-benar menginginkan
kedamaian, ketenangan, jauh dari segala bentuk dorongan dan rangsangan, yang
dapat dilihat dari tindakan kita meminum alkohol atau memakai narkoba.
3) Kecemasan
3) Kecemasan
Kecemasan
merupakan perasaan terjepit dan terancam. Menurut Freud ada tiga jenis
kecemasan:
·
Kecemasan
realistic
Kecemasan
jenis ini disebut sebagai rasa takut. Contohnya: Ketika ada seorang yang
melempar seekor ular berbisa di depan kita, maka kita akan mengalami kecemasan
realistik.
·
Kecemasan
moral
Kecemasan
moral ini merupakan kata lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa takut
mendapat sanksi. Kecemasan ini bisa muncul karena kegagalan bersikap konsisten
dengan apa yang mereka yakini benar secara moral, misal tidak mampu mengurus
orang tua yang memasuki usia lanjut.
·
Kecemasan
neurotic
Kecemasan
akibat bahaya yang tidak diketahui. Misalnya kita pernah merasakan gugup, tidak
mampu mengendalikan diri, perilaku, akal, dan mikiran kita maka kita sedang
mengalami kecemasan neurotik.
d.
Tokoh-tokoh Pengikut
Sigmund Freud
·
Alfred Adler (1870-1937)
Kondisi inferior individu saat dilahirkan
yang mengakibatkan individu terus menerus berjuang untuk memperoleh
perasaan-perasaan positif dan kesempurnaan.
·
Carl Jung (1875-1961)
Ketidaksadaran kolektif merupakan
suatu sumber energi lebih kuat yang memiliki isi bawaan yang sama dengan seluruh anggota suatu
kelompok etnik atau ras.
· Karen Horney (1885-1952)
Kecemasan dasar yang timbul dari rasa tidak aman
pada masa kanak-kanak yang berlanjut sepanjang hidup.
·
Harry Stack Sullivan (1892-1949)
Kepribadian atau diri sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan
sehingga setiap saat individu diartikan sebagai gabungan
daripengalaman-pengalaman interaksi tersebut.
·
Erich Fromm (1900-1980)
Fromm memandang dunia modern
menyebabkan individu berada dalam kondisi kesepian dan ketidakberdayaan.
e.
Contoh Psikoanalisis
dan Pembahasannya
·
Contoh :
Seorang anak
kecil, jika meminta sesuatu dan tidak dituruti pasti dia akan merengek dan
menangis untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, atau bahkan melakukan
tindakan yang melanggar norma seperti mencuri. Misalnya seorang anak kecil yang
meminta ibunya untuk membelikan es krim. Namun, ibunya tidak membelikannya es
krim karena khawatir anaknya sakit flu. Anaknya yang tidak dituruti kemauannya
tersebut pasti akan merengek dan menangis di depan ibunya. Bahkan ia bisa saja
mencuri. Namun, jika dia mengerti bahwa mencuri itu adalah hal yang melanggar
norma, dia tidak akan mencuri es krim tersebut. Dan anak tersebut hanya bisa
sabar untuk menunggu ibunya membelikan es krim.
·
Pembahasan :
Psikoanalisis
bekerja dengan menggunakan tiga unsur, yaitu Id (Das Es), berupa suatu
keinginan untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan suatu prinsip kenikmatan (dalam
hal ini adalah keinginan seorang anak untuk membeli es krim). Yang kedua, ego
(Das Ich), berupa perilaku yang nampak dan merupakan perkembangan dari id
(dalam hal ini adalah seorang anak yang meminta ibunya untuk membelikan es
krim). Yang terakhir adalah superego (Das Ueber), berupa nilai-nilai yang
berlaku di lingkungan (dalam hal ini adalah suatu nilai dimana mencuri adalah
perilaku yang melanggar norma). Namun, ada kelemahan dalam penemuan Freud ini.
Freud tidak menjelaskan jika terdapat penolakan terus-menerus dalam pemenuhan
id dapat memungkinkan terjadinya perilaku-perilaku tanpa menghiraukan superego
dalam memenuhi keinginan. Walaupun pelaku tersebut sudah mengenal norma
(superego) yang ada di dalam masyarakat.
Dalam contoh diatas, memungkinkan anak melakukan hal yang negatif
seperti mencuri, walaupun ia mengerti bahwa mencuri itu tidak baik. Hal ini
bisa terjadi jika ibunya tetap tidak membolehkan anaknya membeli es krim.
Padahal mencuri merupakan suatu pelanggaran norma (superego).
f. Kesimpulan
Psikoanalisis merupakan cabang dari ilmu
psikologi yang menjelaskan proses perilaku manusia atau penggerak dari adanya
perilaku manusia. Pendiri dari cabang ilmu psikologi ini adalah Sigmund Freud,
ia menemukan tiga unsur pada psikoanalisis, yaitu yang pertama Id, suatu
letupan-letupan yang berupa keinginan manusia yang berdasar pada prinsip
kenikmatan. Yang kedua Ego, berupa perilaku yang dilakukan manusia untuk
memenuhi keinginannya. Dan yang terakhir Superego, suatu aturan dalam
masyarakat yang membimbing perilaku manusia menurut norma yang berlaku. Teori
ini kemudian dikembangkan lagi oleh para pengikut Freud, yaitu Alfred Adler, Carl Jung, Karen Horney, Harry
Stack Sullivan, dan Erich Fromm.
Daftar Pustaka
Nama: Firda Nur Zanah
NPM: 12515706
Kelas: 1PA06