Cerita
Kecil di Hidupku
Pada
19 Mei 1998 bagi kebanyakan orang merupakan hari yang kelam. Hal ini
dikarenakan adanya pemberontakan yang terjadi hampir disetiap daerah di
Indonesia. Namun bagi kedua orang tuaku, hari itu adalah hari yang sangat
istimewa. Karena tepat pada 19 Mei 1998 di Jakarta aku lahir ke dunia ini
sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua orang tuaku memberikan sebuah
nama yang indah untukku, Firda Nur Zanah. Maknanya bahkan tidak kalah indah
dari namanya, yaitu cahaya surga. Kedua orang tuaku berharap bahwa aku dapat
menjadi cahaya yang menerangi jalan kebenaran menuju surga untukku dan
orang-orang di sekitarku.
Kedua
orang tuaku merupakan orang-orang yang sangat berharga dalam hidupku. Mereka
berasal dari daerah yang sama yaitu di Jawa Timur, lebih tepatnya kota Malang.
Ibuku bernama Minayah Aryanti, anak terakhir dari duabelas bersaudara. Ia
berasal dari desa terpencil bernama Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur. Ia
adalah seorang ibu rumah tangga yang menjadi panutan bagi anak-anaknya karena
kesabaran dan ketulusannya dalam membesarkan kami. Ayahku bernama Moch Syahrul.
Kedua orang tuanya berasal dari Sumatra namun ia lahir dan dibesarkan di
Malang, Jawa Timur. Ia juga merupakan anak terakhir dari empat bersaudara.
Mereka berdua adalah orang tua sekaligus teman terbaik dalam hidupku.
Aku
adalah seorang anak yang manja menurut orang tuaku. Mungkin alasannya karena
aku tidak bisa jauh dari orang tuaku. Aku juga selalu dijuluki “acil” oleh
teman-temanku. Acil adalah kepanjangan dari anak kecil. Mereka selalu memanggil
aku seperti itu karena menurut mereka perilaku dan wajahku seperti anak kecil
serta umurku yang selalu satu tahun lebih muda dari umur mereka membuat mereka
merasa bahwa aku adalah seorang anak kecil. Dan belum lagi kebiasaanku untuk
selalu menonton acara kartun Disney di televisi. Aku sangat menyukai salah satu
tokoh kartun Disney, yaitu Stitch. Stitch adalah mahkluk yang berasal dari luar
angkasa yang tinggal di planet bumi. Aku juga sangat menyukai tokoh-tokoh pahlawan
super dari Marvel, salah satunya adalah Iron Man. Sebetulnya aku masih belum
terlalu yakin, apakah yang kusukai robot Iron Man atau orang yang mengenakan
baju robot itu. Karena aku juga sangat menyukai Robert Downey Junior yang
berperan sebagai Iron Man. Aku menyukainya karena menurutku ia memilki wajah
yang karismatik. Aku suka warna merah juga karena Iron Man berwarna merah. Tapi
sebetulnya warna kesukaanku berganti-ganti setiap harinya. Hanya saja warna
merah merupakan warna pertama yang aku sukai. Aku juga tidak memiliki makanan
kesukaan, karena aku selalu menyukai semua masakan yang dimasak oleh ibuku. Dan
minuman kesukaanku juga segala macam minuman yang disediakan oleh ibuku. Ibuku
adalah wanita yang terbaik di dalam hidupku dan terhebat di dunia.
Aku
memiliki hobi berenang, apalagi jika berenang di laut,. Aku tidak akan bisa
berhenti berenang dan aku akan susah untuk diajak pulang ke rumah jika aku
sudah melihat laut. Padahal saat aku masih kecil, aku sangat benci melihat
tempat yang banyak air. Namun, karena di sekolahku renang adalah olahraga
utama, aku berusaha keras untuk belajar berenang. Aku juga memilki hobi membaca
buku. Dan akhir-akhir ini aku membiasakan diri untuk membaca buku yang berbahasa
inggris untuk melatih bahasa inggrisku. Aku juga gemar menonton film kartun dan
film laga, walaupun disaat seusiaku orang-orang akan memilih untuk menonton
film romantis. Aku suka memasak, lebih tepatnya suka membantu ibuku memasak.
Karena jika aku memasak sendiri bisa dipastikan hasil masakanku tidak akan
layak untuk dimakan oleh manusia.
Aku
memiliki banyak cita-cita saat aku masih kecil sampai saat ini. Walaupun
cita-citaku saat masih kecil adalah hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan,
salah satunya aku memiliki cita-cita menjadi pahlawan super. Pahlawan super
yang dapat terbang dan mengangkat segala macam benda yang berat seperti
superman. Tapi saat ini cita-citaku tidak akan seaneh dulu seperti saat aku
masih kecil. Aku memang tetap ingin menjadi pahlawan tapi tidak super. Aku
bercita-cita menjadi seorang detektif yang mengungkap kejahatan dengan benar
agar tidak ada lagi orang-orang yang tidak bersalah dijadikan kambing hitam
untuk kesalahan orang lain. Aku sempat mengira bahwa tidak ada detektif di
Indonesia, tapi sebenarnya detektif ada juga di Indonesia. Tidak banyak orang
yang tahu bahwa di Indonesia terdapat detektif karena memang kebaradaan
detektif di Indonesia sangat dilindungi kerahasiaannya.
Aku
ingin sekali sukses dengan mengapai cita-citaku. Aku akan berusaha segigih
mungkin. Aku tidak akan menyerah. Aku sudah mengkukuhkan niatku untuk menjadi
seorang pahlawan. Aku selalu mengingat kata-kata ayahku bahwa “the winner is
the learner who is never quit” yang artinya pemenang adalah orang yang tidak
pernah berhenti belajar. Ini selalu menjadi motivasi untuk saya agar tidak
pernah menyerah dalam menggapai cita-cita. Dulu aku sempat menyerah untuk
menggapai cita-citaku tapi hal itu tidak akan kuulangi lagi sekarang.
Saat
SMA aku masuk program IPA. Sebetulnya tidak ada tujuan khusus saat aku memilih
program IPA. Mungkin aku memilih program tersebut hanya karena keinginan orang
tuaku. Tapi aku tidak merasa terbebani dengan keinginan orang tuaku karena
memang aku sangat suka pelajaran berhitung dan aku tidak suka menghafal seperti
yang dilakukan oleh anak-anak dari program IPS. Bisa dibilang aku mahir di
bidang ilmu pasti. Terbukti bahwa aku tidak pernah turun dari peringkat tiga
besar diantara seluruh anak dari program IPA. Tapi masalah mulai muncul saat
aku dihadapkan untuk memilih jurusan di perguruan tinggi. Aku mulai bingung
dengan apa yang harus aku pilih. Guru-guruku menyarankan aku untuk mengambil
jurusan sesuai dngan pelajaran yang aku minati. Tapi selama ini mata pelajaran
yang aku pelajari tidak ada yang menarik perhatianku. Selama ini aku hanya
menjalankan kewajibanku sebagai pelajar untuk selalu belajar sesuai dengan
programku. Aku tidak pernah menaruh perhatian lebih pada setiap pelajaran yang
aku pelajari. Aku bimbang pada saat itu dan aku mulai mengingat-ingat apa yang
aku cita-citakan sewaktu aku masih kecil, yaitu menjadi pahlawan. Untuk
mewujudkan cita-citaku, aku bisa masuk ke jurusan kriminologi atau psiklogi.
Tapi pada saat itu aku ditentang oleh ibuku. Ia berkata ingin jadi apa aku
nantinya jika masuk ke jurusan itu. Aku sempat bimbang pada saat itu karena
pada kenyataannya kemungkinan aku untuk masuk jurusan itu sangat kecil. Karena
aku adalah lulusan dari program IPA dan aku sama sekali tidak mengerti
pelajaran program IPS. Padahal jurusan tersebut adalah jurusab yang lebih
diperuntukkan bagi program IPS. Akhirnya aku tetap mengambil jurusan tesebut
disalah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia.
Dan tidak lupa aku untuk meyakinkan ibuku bahwa jurusan yang aku pilih adalah
yang terbaik untukku. Aku mendaftarkan diri untuk mengikuti dua jalur masuk
yaitu jalur undangan (SNMPTN) dan jalur tes (SBMPTN). Aku juga langsung
mendaftarkan diri di Universitas Gunadarma jurusan psikologi. Sebenarnya aku tidak
masalah jika aku diterima di perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Karena
menurutku yang menjadi masalah bukan dimana tempat kita belajar tapi bagaimana
cara kita belajar. Namun, ibuku sangat berharap aku bisa diterima di perguruan
tinggi negeri. Oleh sebab itu, aku berusaha agar bisa masuk perguruan tinggi
negeri untuk membuat orang tuaku bangga kapadaku. Aku berusaha mempelajari
pelajaran untuk program IPS. Aku tidak hanya belajar sendiri, aku juga
mengikuti bimbingan belajar program IPS yang diadakan oleh suatu lembaga.
Aku
menaruh banyak harapan di jalur undangan karena aku sempat menyerah saat
belajar program IPS dalam waktu yang sangat singkat. Tapi ini telah menjadi
kehendak Tuhan bahwa aku tidak lulus di jalur undangan. Aku sangat sedih dan aku
selalu menangis selama beberapa hari. Aku sudah mengecewakan ibuku, tapi ibuku
tidak marah ataupun merasa kecewa karena aku tidak lulus. Tapi dia tetap
menyemangatiku. Lalu aku mulai bangkit untu terus belajar sampai akhirnya aku
memahami dengan baik hampir seluruh pelajaran dari program IPS yang aku
pelajari. Saat ujian SBMPTN tiba, aku juga dapat menyelesaikannya dengan baik
tanpa ada masalah yang berarti. Tapi ternyata aku gagal lagi, namun aku tidak
berputus asa. Karena keluargaku tetap membuat aku semangat untuk maju. Memang
sebenarnya aku tidak pernah meminta Tuhan untuk memasukkan aku di perguruan
tinggi negeri, aku hanya meminta kepada Tuhan agar aku bisa diberi yang terbaik
untuk hidupku. Setelah pengumuman bahwa aku tidak lulus ujian masuk SBMPTN,
keesokan harinya aku mendapat kabar gembira. Aku diterima di Universitas
Gunadarma jurusan psiklogi. Aku sangat bersyukur bisa masuk disalah satu
perguruan tnggi swata terbaik di Indonesia. Aku sangat yakin bahwa Tuhan telah
memilihkan jalan terbaik bagiku. Hal ini yang membuatku semangat untuk menuntut
ilmu dan menggapai cita-citaku lagi.
“kekalahan
adalah kemenangan yang tertunda” kalimat itu selalu diucapkan keluargaku.
Menurut mereka tidak ada orang yang pintar dan orang bodoh. Yang ada hanyalah
orang yang mau berusaha dan orang yang tidak mau berusaha. Janganlah kamu
berhenti berusaha, karena kemenangan mutlak hanya dimiliki oleh orang yang mau
berusaha. Perkataan mereka selalu menjadi motivasi untukku.
Maju
ke depan! Karena kamu tidak pernah tahu apa yang dapat terjadi di depan. Jangan
pernah menyerah bahkan berpikir untuk menyerah karena besok akan selalu menjadi
kesempatan yang baru untukmu.
Nama : Firda Nur Zanah
NPM : 12515706
Kelas : 1PA06
Tugas : Softskill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar