Kamis, 08 Oktober 2015

Tugas Softskill (IBD) -> profil diri


Cerita Kecil di Hidupku

Pada 19 Mei 1998 bagi kebanyakan orang merupakan hari yang kelam. Hal ini dikarenakan adanya pemberontakan yang terjadi hampir disetiap daerah di Indonesia. Namun bagi kedua orang tuaku, hari itu adalah hari yang sangat istimewa. Karena tepat pada 19 Mei 1998 di Jakarta aku lahir ke dunia ini sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua orang tuaku memberikan sebuah nama yang indah untukku, Firda Nur Zanah. Maknanya bahkan tidak kalah indah dari namanya, yaitu cahaya surga. Kedua orang tuaku berharap bahwa aku dapat menjadi cahaya yang menerangi jalan kebenaran menuju surga untukku dan orang-orang di sekitarku.
Kedua orang tuaku merupakan orang-orang yang sangat berharga dalam hidupku. Mereka berasal dari daerah yang sama yaitu di Jawa Timur, lebih tepatnya kota Malang. Ibuku bernama Minayah Aryanti, anak terakhir dari duabelas bersaudara. Ia berasal dari desa terpencil bernama Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang menjadi panutan bagi anak-anaknya karena kesabaran dan ketulusannya dalam membesarkan kami. Ayahku bernama Moch Syahrul. Kedua orang tuanya berasal dari Sumatra namun ia lahir dan dibesarkan di Malang, Jawa Timur. Ia juga merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Mereka berdua adalah orang tua sekaligus teman terbaik dalam hidupku.
Aku adalah seorang anak yang manja menurut orang tuaku. Mungkin alasannya karena aku tidak bisa jauh dari orang tuaku. Aku juga selalu dijuluki “acil” oleh teman-temanku. Acil adalah kepanjangan dari anak kecil. Mereka selalu memanggil aku seperti itu karena menurut mereka perilaku dan wajahku seperti anak kecil serta umurku yang selalu satu tahun lebih muda dari umur mereka membuat mereka merasa bahwa aku adalah seorang anak kecil. Dan belum lagi kebiasaanku untuk selalu menonton acara kartun Disney di televisi. Aku sangat menyukai salah satu tokoh kartun Disney, yaitu Stitch. Stitch adalah mahkluk yang berasal dari luar angkasa yang tinggal di planet bumi. Aku juga sangat menyukai tokoh-tokoh pahlawan super dari Marvel, salah satunya adalah Iron Man. Sebetulnya aku masih belum terlalu yakin, apakah yang kusukai robot Iron Man atau orang yang mengenakan baju robot itu. Karena aku juga sangat menyukai Robert Downey Junior yang berperan sebagai Iron Man. Aku menyukainya karena menurutku ia memilki wajah yang karismatik. Aku suka warna merah juga karena Iron Man berwarna merah. Tapi sebetulnya warna kesukaanku berganti-ganti setiap harinya. Hanya saja warna merah merupakan warna pertama yang aku sukai. Aku juga tidak memiliki makanan kesukaan, karena aku selalu menyukai semua masakan yang dimasak oleh ibuku. Dan minuman kesukaanku juga segala macam minuman yang disediakan oleh ibuku. Ibuku adalah wanita yang terbaik di dalam hidupku dan terhebat di dunia.
Aku memiliki hobi berenang, apalagi jika berenang di laut,. Aku tidak akan bisa berhenti berenang dan aku akan susah untuk diajak pulang ke rumah jika aku sudah melihat laut. Padahal saat aku masih kecil, aku sangat benci melihat tempat yang banyak air. Namun, karena di sekolahku renang adalah olahraga utama, aku berusaha keras untuk belajar berenang. Aku juga memilki hobi membaca buku. Dan akhir-akhir ini aku membiasakan diri untuk membaca buku yang berbahasa inggris untuk melatih bahasa inggrisku. Aku juga gemar menonton film kartun dan film laga, walaupun disaat seusiaku orang-orang akan memilih untuk menonton film romantis. Aku suka memasak, lebih tepatnya suka membantu ibuku memasak. Karena jika aku memasak sendiri bisa dipastikan hasil masakanku tidak akan layak untuk dimakan oleh manusia.
Aku memiliki banyak cita-cita saat aku masih kecil sampai saat ini. Walaupun cita-citaku saat masih kecil adalah hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan, salah satunya aku memiliki cita-cita menjadi pahlawan super. Pahlawan super yang dapat terbang dan mengangkat segala macam benda yang berat seperti superman. Tapi saat ini cita-citaku tidak akan seaneh dulu seperti saat aku masih kecil. Aku memang tetap ingin menjadi pahlawan tapi tidak super. Aku bercita-cita menjadi seorang detektif yang mengungkap kejahatan dengan benar agar tidak ada lagi orang-orang yang tidak bersalah dijadikan kambing hitam untuk kesalahan orang lain. Aku sempat mengira bahwa tidak ada detektif di Indonesia, tapi sebenarnya detektif ada juga di Indonesia. Tidak banyak orang yang tahu bahwa di Indonesia terdapat detektif karena memang kebaradaan detektif di Indonesia sangat dilindungi kerahasiaannya.
Aku ingin sekali sukses dengan mengapai cita-citaku. Aku akan berusaha segigih mungkin. Aku tidak akan menyerah. Aku sudah mengkukuhkan niatku untuk menjadi seorang pahlawan. Aku selalu mengingat kata-kata ayahku bahwa “the winner is the learner who is never quit” yang artinya pemenang adalah orang yang tidak pernah berhenti belajar. Ini selalu menjadi motivasi untuk saya agar tidak pernah menyerah dalam menggapai cita-cita. Dulu aku sempat menyerah untuk menggapai cita-citaku tapi hal itu tidak akan kuulangi lagi sekarang.
Saat SMA aku masuk program IPA. Sebetulnya tidak ada tujuan khusus saat aku memilih program IPA. Mungkin aku memilih program tersebut hanya karena keinginan orang tuaku. Tapi aku tidak merasa terbebani dengan keinginan orang tuaku karena memang aku sangat suka pelajaran berhitung dan aku tidak suka menghafal seperti yang dilakukan oleh anak-anak dari program IPS. Bisa dibilang aku mahir di bidang ilmu pasti. Terbukti bahwa aku tidak pernah turun dari peringkat tiga besar diantara seluruh anak dari program IPA. Tapi masalah mulai muncul saat aku dihadapkan untuk memilih jurusan di perguruan tinggi. Aku mulai bingung dengan apa yang harus aku pilih. Guru-guruku menyarankan aku untuk mengambil jurusan sesuai dngan pelajaran yang aku minati. Tapi selama ini mata pelajaran yang aku pelajari tidak ada yang menarik perhatianku. Selama ini aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai pelajar untuk selalu belajar sesuai dengan programku. Aku tidak pernah menaruh perhatian lebih pada setiap pelajaran yang aku pelajari. Aku bimbang pada saat itu dan aku mulai mengingat-ingat apa yang aku cita-citakan sewaktu aku masih kecil, yaitu menjadi pahlawan. Untuk mewujudkan cita-citaku, aku bisa masuk ke jurusan kriminologi atau psiklogi. Tapi pada saat itu aku ditentang oleh ibuku. Ia berkata ingin jadi apa aku nantinya jika masuk ke jurusan itu. Aku sempat bimbang pada saat itu karena pada kenyataannya kemungkinan aku untuk masuk jurusan itu sangat kecil. Karena aku adalah lulusan dari program IPA dan aku sama sekali tidak mengerti pelajaran program IPS. Padahal jurusan tersebut adalah jurusab yang lebih diperuntukkan bagi program IPS. Akhirnya aku tetap mengambil jurusan tesebut disalah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia. Dan tidak lupa aku untuk meyakinkan ibuku bahwa jurusan yang aku pilih adalah yang terbaik untukku. Aku mendaftarkan diri untuk mengikuti dua jalur masuk yaitu jalur undangan (SNMPTN) dan jalur tes (SBMPTN). Aku juga langsung mendaftarkan diri di Universitas Gunadarma jurusan psikologi. Sebenarnya aku tidak masalah jika aku diterima di perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Karena menurutku yang menjadi masalah bukan dimana tempat kita belajar tapi bagaimana cara kita belajar. Namun, ibuku sangat berharap aku bisa diterima di perguruan tinggi negeri. Oleh sebab itu, aku berusaha agar bisa masuk perguruan tinggi negeri untuk membuat orang tuaku bangga kapadaku. Aku berusaha mempelajari pelajaran untuk program IPS. Aku tidak hanya belajar sendiri, aku juga mengikuti bimbingan belajar program IPS yang diadakan oleh suatu lembaga.
Aku menaruh banyak harapan di jalur undangan karena aku sempat menyerah saat belajar program IPS dalam waktu yang sangat singkat. Tapi ini telah menjadi kehendak Tuhan bahwa aku tidak lulus di jalur undangan. Aku sangat sedih dan aku selalu menangis selama beberapa hari. Aku sudah mengecewakan ibuku, tapi ibuku tidak marah ataupun merasa kecewa karena aku tidak lulus. Tapi dia tetap menyemangatiku. Lalu aku mulai bangkit untu terus belajar sampai akhirnya aku memahami dengan baik hampir seluruh pelajaran dari program IPS yang aku pelajari. Saat ujian SBMPTN tiba, aku juga dapat menyelesaikannya dengan baik tanpa ada masalah yang berarti. Tapi ternyata aku gagal lagi, namun aku tidak berputus asa. Karena keluargaku tetap membuat aku semangat untuk maju. Memang sebenarnya aku tidak pernah meminta Tuhan untuk memasukkan aku di perguruan tinggi negeri, aku hanya meminta kepada Tuhan agar aku bisa diberi yang terbaik untuk hidupku. Setelah pengumuman bahwa aku tidak lulus ujian masuk SBMPTN, keesokan harinya aku mendapat kabar gembira. Aku diterima di Universitas Gunadarma jurusan psiklogi. Aku sangat bersyukur bisa masuk disalah satu perguruan tnggi swata terbaik di Indonesia. Aku sangat yakin bahwa Tuhan telah memilihkan jalan terbaik bagiku. Hal ini yang membuatku semangat untuk menuntut ilmu dan menggapai cita-citaku lagi.
“kekalahan adalah kemenangan yang tertunda” kalimat itu selalu diucapkan keluargaku. Menurut mereka tidak ada orang yang pintar dan orang bodoh. Yang ada hanyalah orang yang mau berusaha dan orang yang tidak mau berusaha. Janganlah kamu berhenti berusaha, karena kemenangan mutlak hanya dimiliki oleh orang yang mau berusaha. Perkataan mereka selalu menjadi motivasi untukku.
Maju ke depan! Karena kamu tidak pernah tahu apa yang dapat terjadi di depan. Jangan pernah menyerah bahkan berpikir untuk menyerah karena besok akan selalu menjadi kesempatan yang baru untukmu. 
Nama : Firda Nur Zanah
NPM : 12515706
Kelas : 1PA06 
Tugas : Softskill
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar