Kepintaran Anak-anak Indonesia
Indonesia patut bangga masih punya anak-anak bangsa yang
brilian. Mereka mampu menuai prestasi dalam ajang-ajang perlombaan ilmiah dan
teknologi kelas dunia.
Raihan anak-anak bangsa di kompetisi internasional
belakangan ini menandakan bahwa mereka bisa cemerlang bila diarahkan dan
difasilitasi dengan baik. Fasilitatornya tidak harus pemerintah, namun juga
oleh pihak swasta.
Prestasi terkini diukir oleh anak-anak muda asal Madura.
Dalam suatu turnamen internasional di Rusia, inovasi mereka diakui oleh raksasa
teknologi asal Amerika Serikat, Microsoft Corp., sebagai penyelenggara kontes
tahunan, Imagine Cup.
Turnamen asah otak bagi para inovator muda itu berlangsung
untuk kali ke-11, yang tahun ini berlangsung di Kota St. Petersburg, Rusia,
selama 8 - 12 Juli 2013. Microsoft Imagine Cup ini merupakan kompetisi
bergengsi tingkat dunia untuk pelajar di bidang teknologi, pengembang, dan
calon wirausaha untuk menciptakan proyek kreatif.
Ada tiga kategori utama dalam kompetisi itu, terdiri dari Innovation, Games dan World Citizenship. Dari tiga kategori itu, ada peserta dari Indonesia sukses menyabet juara dua di kategori Games.
Ada tiga kategori utama dalam kompetisi itu, terdiri dari Innovation, Games dan World Citizenship. Dari tiga kategori itu, ada peserta dari Indonesia sukses menyabet juara dua di kategori Games.
Tim Solite Studio dari Universitas Trunojoyo Madura, dengan
aplikasi game bertajuk 'Save the Hamsters' berhasil mengharumkan nama Indonesia
di kancah internasional dan menggondol hadiah sebesar US$10.000, setara Rp100
juta.
Asadullohil Ghalib Kubat dari Tim Solite Studio sangat
bangga dan gembira dengan keberhasilan timnya menjadi juara kedua di ajang Imagine
Cup 2013 Worldwide Finals.
Itulah sebabnya senyum lembar terpancar dari tim ini begitu
difoto usai pengumuman pemenang. Mereka adalah salah satu dari 87 pelajar dari
71 negara berkompetisi di final tingkat dunia setelah memenangkan kompetisi
online dan lokal dari seluruh dunia.
“Kemenangan ini memang mengejutkan kami. Tapi kami
sebelumnya sudah optimis akan mendapatkan sesuatu di ajang final dunia ini.
Setelah kemenangan di tingkat Indonesia kami terus meningkatkan kualitas
aplikasi yang kami buat dan mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang final
melalui kegiatan mentoring yang disediakan Microsoft Indonesia,” kata Ghalib.
Dia juga menambahkan bahwa mengikuti kompetisi Imagine Cup 2013 Worldwide Finals sangat menegangkan. Semua mengerahkan seluruh energi dan fokus pikirannya untuk berjuang di Imagine Cup 2013.
Dia juga menambahkan bahwa mengikuti kompetisi Imagine Cup 2013 Worldwide Finals sangat menegangkan. Semua mengerahkan seluruh energi dan fokus pikirannya untuk berjuang di Imagine Cup 2013.
"Semua kerja keras kami terbayarkan saat kami bisa
membawa bendera merah putih Indonesia di panggung Imagine Cup 2013 skala dunia.
Rasanya luar biasa bisa ikut membuat sesuatu yang nantinya dirasakan oleh
seluruh dunia," kata Ghalib mewakili teman-teman setim.
Tim Juri Imagine Cup sangat terkejut mengetahui bahwa game
Save the Hamster telah diunduh 30.000 kali hanya dalam waktu dua minggu, 20.000
pada Windows Phone dan 10.000 pada Windows 8.
"Banyak orang yang mengatakan, Tim Solite Studio akan
berada di panggung saat malam penghargaan. Dan itu benar-benar terjadi,"
ungkap Irving Hutagalung, Audience Marketing Manager Microsoft Indonesia dalam
siaran pers ke VIVAnews.
Tim Solite Studio yang terdiri dari Asadullohil Ghalib Kubat
(Team Leader), Miftah Alfian Syah (Programmer),
Tony Wijaya (Graphic Designer) dan
Mukhammad Bagus Muslim (Game Designer).
Menurut Andreas Diantoro, President Director Microsoft
Indonesia, ini adalah pertama kalinya tim Imagine Cup dari Indonesia
memenangkan penghargaan utama Imagine Cup di skala global.
"Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa developer asal
Indonesia sudah diakui, bahkan yang berasal dari pulau kecil seperti
Madura," kata Andreas yang menyaksikan kiprah tim Solite
Studio.
Menurut dia, kemenangan Tim Solite Studio ini juga patut
menjadi teladan bagi developer-developer muda di Indonesia untuk mengikuti
jejak kesuksesan mereka.
Maka, Andreas bertekad bahwa perusahaan yang dia kelola
senantiasa berkomitmen untuk memberdayakan developer-developer muda melalui
kompetisi Imagine Cup, maupun dukungan terhadap pengembangan teknologi
informasi di tanah air.
Save The Hamsters adalah game pada platform Windows Phone
dan Windows 8 yang menceritakan tentang empat ekor hamster yang tersesat. Tugas
pemain adalah membantu mereka untuk pulang ke rumahnya. Hal unik dari Save The
Hamster ini adalah permainan ini dipadukan dengan aspek edukasi matematika
sehingga menjadi permainan yang menarik.
Irving Hutagalung, Audience Marketing Manager Microsoft
Indonesia yang mendampingi Tim Solite Studio selama mengikuti Imagine Cup 2013
Worldwide Finals menjelaskan bahwa kemenangan ini tidaklah mengejutkan.
“Banyak orang mengatakan bahwa presentasi mereka (di Rusia)
adalah satu dari sedikit di mana para penonton memberikan pujian."
Tim Juri Imagine Cup, kata Irving, sangat terkejut
mengetahui bahwa game Save the Hamster telah diunduh 30.000 kali hanya dalam
waktu 2 minggu saja (20.000 pada Windows Phone, 10.000 pada Windows 8).
“Beberapa orang mengatakan kepada kami bahwa mereka bersedia
untuk bertaruh bahwa Solite Studio akan berada di panggung saat Malam
Penghargaan, dan mereka benar. Juara 1 akan menjadi fantastis, tetapi
Juara Kedua Tingkat Dunia juga merupakan prestasi yang menakjubkan,” pungkas
Irving.
Kemenangan Solite Studio di Imagine Cup adalah bukti nyata
bahwa teknologi informasi dapat memberikan perubahan besar dalam suatu negara.
Microsoft Indonesia berharap Solite Studio dapat menjadi digital entrepreneur
masa depan bangsa Indonesia.
Turnamen Fisika
Turnamen Fisika
Sebelum kisah sukses para anak muda dari Madura itu muncul,
bertebaran pula cerita-cerita menyenangkan yang diukir teman-teman mereka
setanah air. Salah satunya adalah saat Indonesia sukses menggelar kompetisi
Asian Physics Olympiad (APhO) ke-14 di Bogor pada 5-13 Mei 2013.
Indonesia tidak saja berhasil menjadi tuan rumah yang baik,
namun juga turut menghasilkan sejumlah pemenang. Acara yang diselenggarakan
Surya Institute dan disponsori oleh Telkom Indonesia ini diikuti oleh sekitar
145 peserta dari 20 negara.
Negara-negara yang turut serta dalam acara tahunan tersebut adalah Indonesia, Australia, Azerbaizan, China, Hong Kong, India, Kamboja, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Macao, Malaysia, Mongolia, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Turkmenistan, Thailand, dan Vietnam.
Negara-negara yang turut serta dalam acara tahunan tersebut adalah Indonesia, Australia, Azerbaizan, China, Hong Kong, India, Kamboja, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Macao, Malaysia, Mongolia, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Turkmenistan, Thailand, dan Vietnam.
Menurut Prof Yohanes Putra, Chairman Surya Institute, sejak
awal penyelenggaran APhO pada tahun 2000 silam, tim Indonesia merupakan salah
satu negara yang menoreh prestasi terbaik.
"Hingga tahun lalu, Indonesia sudah mengantongi 23
medali emas, 15 medali perak, 27 medali perunggu, dan 35 honorable mention atau
penghargaan khusus," kata Yohannes.
Untuk tahun ini, Indonesia akan mengirimkan delapan orang
yang berasal dari sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Siswa yang akan mewakili Indonesia di antaranya Himawan
Wicaksono (SMA St Alberus, Malang), Ryan Vitalis Kartiko (SMA Rajawali,
Makassar), Justian Harkho (SMA Santa Petrus, Pontianak), Josephine Monika (SMAK
Penabur, Gading Serpong, Tangerang), Fidiya Maulida (SMAN 1 Pamekasan), Aryani
Paramita (SMAK 3 Jakarta), Andramica Priastyo (SMA Taruna Nusantara), dan
Kristo Nugraha Lian (SMAK Penabur, Gading Serpong, Tangerang).
"Delapan orang itu adalah hasil seleksi kami pada bulan
September 2012. Kami sudah mempersiapkan tim olimpiade Indonesia selama delapan
bulan, dan kami menargetkan dua medali emas," kata Hendra Kwee, Ketua
Penyelengara APhO 2013.
Hasilnya sesuai target. Indonesia berhasil meraih target
mendali yang diharapkan. Secara umum Indonesia meraih 2 emas, 2 perak, 2
perunggu, dan 2 honorable mention atau penghargaan khusus.
Pada acara pengumumangan pemenang, Bendera Merah Putih
berkibar di atas panggung. Anak Indonesia, Himawan Wicaksono, dinobatkan
sebagai Absolute Winner di ajang APhO ke-14. Tak hanya itu, Himawan juga
mendapat satu medali emas, gelar Best Male Participant dan Best Result in
Experimental Competition.
Sementara
peserta asal Indonesia yang juga meraih prestasi di antaranya:
1. Josephine Monica meraih satu medali emas dan mendapat gelar Best Female Participant.
2. Kristo Nugraha Lian meraih satu medali perak
3. Aryani Paramita meraih satu medali perak
4. Andramica Priastyo meraih satu medali perunggu
5. Justian Harkho meraih satu medali perunggu
6. Ryan Vitalis Kartiko meraih honorable mention
7. Fidiya Maulida meraih honorable mention.
1. Josephine Monica meraih satu medali emas dan mendapat gelar Best Female Participant.
2. Kristo Nugraha Lian meraih satu medali perak
3. Aryani Paramita meraih satu medali perak
4. Andramica Priastyo meraih satu medali perunggu
5. Justian Harkho meraih satu medali perunggu
6. Ryan Vitalis Kartiko meraih honorable mention
7. Fidiya Maulida meraih honorable mention.
Yonannes pun berharap acara APhO 2013 ini mampu meningkatkan
kecintaan siswa-siswi Indonesia untuk belajar sains dan teknologi. "APhO
terus mencetak 'Einstein-Einstein' baru yang kelak bisa memajukan negara
Indonesia," ujarnya.
Sumber:
Fokus News. Raksasa teknologi dunia mengakui kepintaran anak
Indonesia. http://fokus.news.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar