BIOLOGI
IMUNITAS
Bab
I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Tubuh
manusia mempunyai kemampuan untuk melawan hampir semua jenis organisme atau
toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan itu disebut imunitas (system kekebalan tubuh). Sistem
ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi
menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Ia bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan
tempur yang mempunyai persenjataan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok
sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang
sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem
imun sangat diperlukan bagi tubuh kita. Dalam imunitas, selain imunitas bawaan, tubuh juga mampu membentuk imunitas
spesifik yang sangat kuat untuk melawan bakteri dan kuman. Imunitas ini
merupakan imunitas yang dihasilkan oleh system imun khusus yang membentuk
antibody. Cabang biologi yang membahas tentang imunitas adalah imunologi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan
tubuh ?
2.
Bagaimanakah struktur,fungsi, dan proses
pada system kekebalan tubuh manusia ?
3.
Apa sajakah jenis-jenis kekebalan tubuh
yang ada pada manusia ?
4.
Apa sajakah kelainan dalam system
kekebalan tubuh?
5.
Apa sajakah makanan yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian tentang sistem kekebalan tubuh
2. Mengetahui
struktur, fungsi, dan proses pada sistem kekebalan tubuh manusia
3. Memahami
jenis-jenis kekebalan tubuh
4. Memahami
kelainan pada system kekebalan tubuh
5. Mengetahui
makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh
1.4
Manfaat
1. Sebagai
sumber informasi yang sangat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan
2. Sebagai
sumber informasi yang sangat penting untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM
KEKEBALAN TUBUH
2.1
Pengertian
Imunologi
berasal dari bahasa latin yaitu immunis: bebas dari beban kerja/pajak, logos:
ilmu. Sistem
kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh
biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri,
virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Namun, jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan pathogen, termasuk virus
yang menyebabkan berbagai penyakit, dapat berkembang dalam tubuh.
Pada mulanya
imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh,
terutama respons kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1959 Porter dan Edelman menemukan struktur
imunoglobulin, dan tahun 1969 Edelman pertama kali melaporkan urutan asam amino
molekul imunoglobulin yang lengkap. Pada tahun 1883, Metchnikoff sebenarnya
telah mengatakan bahwa pertahanan tubuh tidak saja diperankan oleh faktor
humoral, tetapi leukosit juga berperan dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit
infeksi. Pada waktu itu peran leukosit baru dikenal fungsi fagositosisnya.
Beliaulah yang menemukan sel makrofag. Sekarang kita mengetahui bahwa sel
makrofag aktif berperan pada imunitas selular untuk eliminasi antigen.
2.2 Jenis-jenis
Sisitem Kekebalan Tubuh
1. jenis-jenis system kekebalan tubuh
berdasarkan asalnya:
A. kekebalan nonspesifik (kekebalan tubuh bawaan/ kekebalan tubuh alami)
Kekebalan tubuh
nonspesifik adalah bagian dari tubuh kita yang sudah ada sejak kita lahir. System ini merupakan mekanisme pertama yang akan terjadi saat infeksi
berlangsung, terjadi secara cepat terhadap infeksi mikrobia, dan terjadi antara
jam ke-0 sampai jam ke-12 infeksi. Kekebalan nonspesifik terjadi karena tubuh
dapat mengenali struktur mikroba yang masuk, bisa karena sebelumnya mikroba
tersebut sudah pernah menginfeksi tubuh, atau karena struktur mikroba tersebut
mirip seperti struktur mikroba lain yang pernah menginfeksi tubuh. Kelemahan
dari mekanisme ini adalah tidak dapat mengenali struktur yang sama sekali baru
menginfeksi tubuh.
Ciri-ciri:
1) Sistem
ini tidak selektif,artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi.
2) Tidak memiliki kemampuan untuk
mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya.
3) Eksposur
menyebabkan respon maksimal segara.
B. Kekebalan spesifik (kekebalan
adptif/ kekebalan tubuh buatan)
Kekebalan spesifik, terjadi ketika kekebaln
nonspesifik gagal
menghalau infeksi karena benda asing yang masuk memiliki struktur yang sangat
baru bagi tubuh. Secara singkat, makanisme ini akan mencoba membuat
"ingatan" baru tentang struktur benda asing yang masuk ke tubuh,
kemudia bereaksi untuk menghalau benda asing tersebut. Sel yang terlibat pada
mekanisme ini adalah limfosit. Awalnya semua limfosit serup, tapi kemudian
berkembang mejadi sel T dan sel B tergantung tempat perkembangannya. Bila
limfosit dari susmsum merah pindah ke timus, maka limfosit tersebut berkembang
menjadi sel T (timus) dan bila tidak, maka akan menjadi sel B (bone marrow).
Sel B berperan dalam pertahanan humoral dan sel T berperan dalam pertahanan
selular. Limfosit berasal dari sel induk puripoten di sumsum merah tulang atau
hati (pada janin) yang sedang bekembang.
Ciri-ciri
kekebalan spesifik:
·
Bersifat
selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
·
Memiliki
kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya
· Melibatkan pembentukan sel-sel
tertentu dan zat kimia (antibody)
Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik,
yaitu:
1.
Antigen
Merupakan zat kimia asing yang masuk
ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya antibody. Antigen memiliki
struktur tiga dimensi sengan dua atau lebih determinant site. Determinant site
merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan
pada antibody. Antigen dapat dibedakan menurut sifat kimiawinya, yaitu:
a) Polisakarida
polisakarida berupa hidrat arang dan
glikoprotein. Glikoprotein merupakan bagian permukaan sel mikroorganisme yang
dapat menibulkan respon imu dalam pembentukan antibody. Contohnya, antigen
dalam golongan darah ABO.
b) Lipid
Lipid pada umumnya tidak imunogenik,
tetapi bila diikat protein pembawa maka akan menjadi imunogenik.
c) Asam Nukleat
Seperti halnya lipid, asam nukleat
tidak imunogenik. Namun,bila diikat protein pembawa, maka akan menjadi
imunogenik.
d) Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik.
2.
Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)
Merupakan zat kimia (protein plasma)
yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B.
Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen, dengan cepat sel akan
bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan
menghasilkan antibody dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B
juga menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B
dan dapat hidup lebih lama daripada sel plasma.
3.
Antibody Poliklonal
Antibodi dihasilkan di dalam tubuh
secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel limfosit dan umum.
4. Antibodi monoclonal
Antibodi yang dibentuk di luar tubuh
melalui difusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu sel hibridoma. Berfungsi
untuk mendiagnosis penyakit kanker dan hepatisis.
2. jenis-jenis system kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme
kerjanya
A.Imunitas humoral
Imunitas humoral yaitu imunitas yang
dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut antibodi. Antibodi
dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda
asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B
limfosit akan mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi
antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul
spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan
menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan
sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.
B. Imunitas selular
Imunitas selular adalah respon imun
yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang tersimpan dalam limfa dan
plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini
ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan
virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.
T limfosit kemudian akan menginduksi
2 hal:
a. fagositosis benda asing tersebut
oleh sel yang terinfeksi
b. lisis sel
yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di
dilekati oleh antibodi.
C. Imunisasi
Merupakan salah satu usaha manusia
untuk menjadikan individu kebal terhadap suatu penyakit. Imunisasi terbagi 2,yaitu:
a. Imunisasi aktif
Diperoleh karena tubuh secara aktif
membuat antibody sendiri. Imunisasi aktif dibagi menjadi 2, yaitu:
·
Imunisasi
aktif Alami
Kekebalan yang diperoleh seseorang
setelah sembuh dari sakit tertentu.
·
Imunisasi
Aktif Buatan
Imunisasi aktif buatan merupakan
pemberian mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan ke dalam tubuh manusia
supaya tubuh membentuk antibody.
b. Imunisasi Pasif
Kekebalan yang didapat dari
pemindahan antibody dari suatu individu ke individu lainnya. Imunisasi
pasif dibagi menjadi 2, yaitu:
·
Imunisasi
Pasif Alami
Terjadi pada bayi dalam kandungan,
dimana antibody sang ibu akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui plasenta,dan
ASI pertama.
·
Imunisasi
Pasif Buatan
Kekebalan yang diperoleh dengan
memasukkan antibody atau serum yang telah kebal penyakit yang dilakukan melalui
suntikan.Tujuanya adalah untuk memberikan kekebalan tubuh secepatnya karena
tubuh penerima tidak memiliki banyak waktu untuk membentuk antibody.
2.3.
Mekanisme Imunitas
Langkah pertama dalam memusnahkan patogen atau sel asing adalah mengenal antigen sebagai bahan asing. Baik sel T maupun sel B mampu melakukan hal ini, namun mekanisme imunnya diaktivasi dengan sangat baik, bila pengenalan ini dilakukan oleh makrofag dan kelompok khusus limfosit T yang disebut sel T helper.
Antigen asing difagosit oleh suatu makrofag, dan bagian-bagian dipresentasi pada membran sel makrofag. Pada membran makrofag juga terdapat antigen “ self ” yang merupakan representasi semua antigen yang terdapat di semua sel individu. Oleh karena itu, sel T helper yang bertemu makrofag ini tersaji tidak hanya bersama antigen “ self ” sebagai pembandingnya. Sel T helper sekarang menjadi tersensitisasi dan spesifik bagi antigen asing. Satu hal yang tidak dimiliki tubuh. Pengenalan antigen sebagai benda asing mengawali satu atau kedua mekanisme imunitas. Mekanisme tersebut adalah imunitas selular, yang dalamnya sel T dan makrofag berpartisipasi dan imunitas humoral (dengan perantara antibodi) yang melibatkan dalam sel T, sel B dan makrofag.
2.4.
Faktor- faktor yang mempengaruhi
kekebalan tubuh :
1.
Infeksi, Pada penderita infeksi
berat dapat mengalami gangguan kekebalan tubuh sehingga sering menderita
komplikasi infeksi lain. Misalnya penderita infeksi berat yang dirawat di ICU.
2.
Penyakit ganas, Penyakit ganas
misalnya kanker dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga mudah mendapat
komplikasi infeksi
3.
Obat-obatan, Beberapa jenis
obat-obatan dapat menekan sistem kekebalan tubuh seperti golongan
kostikosteroid misalnya penggunaan prednison jangka panjang, obat anti kanker
dan lain-lain. Oleh karena itu bagi penderita yang mendapat obat-obat tersebut
perlu pengawasan yang baik supaya tidak terjadi komplikasi infeksi.
4.
Gangguan gizi, Seseorang yang
mengalami kekurangan gizi (protein, vitamin dan mineral) akan mengalami
gangguan kekebalan tubuh karena zat-zat tersebut sangat diperlukan pada system
kekebalan tubuh.
5.
Usia,
Pada usia muda (bayi atau balita) , sistem kekebalan tubuh belum sempurna,
sedangkan usia tua, system kekebalan tubuhnya mulai menurun sehingga kedua
kelompok usia tersebut sangat rentan terhadap infeksi.
2.5. Kelainan dan penyakit dalam system kekebalan tubuh
1. Alergi
Merupakan
suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang.Umumnya alergi bersifat
khusus dan hanya muncul jika penderita melakukan kontak dengan penyebab alergi.
Alergi dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat fatal terhadap penderita.
Seseorang yang alergi akan mengalami gangguan emosi, konsentrasi dan lain-lain.
Alergi terjadi karena penderita sangat sensitive terhadap allergen, yaitu
bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas. Alergi dapat diturunkan melalui
orang tua atau kakek/nenek penderita. Bila ada salah satu dari kedua orang tua
yang menderita gejala alergi, maka resiko yang mungkin diturunkan pada anak
sekitar 25-30%. Sementara bila kedua orang tua alergi, maka resiko alergi
menurun ke anak pun meningkat menjadi 60-70%.
Alergi dapat
ditimbulkan oleh beberapa penyebab, diantaranya adalah makanan, debu, serbuk
sari, bulu binatang, sabun, bahkan bahan kimia atau logam, kutu dan kapuk.
Alergi yang sering berulang dan tidak dikendalikan ternyata juga dapat
mengganggu susunan saraf pusat (SSP atau otak). Gangguan otak yang terjadi
antar lain keluhan sakit kepala berulang, gangguan tidur, keterlambatan bicara,
serta gangguan perilaku. Selain gangguan SSP, alergi juga bisa menggagu
berbagai system dan organ tubuh lain.
2. AIDS
AIDS
merupakan suatu sindrom atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Pada tubuh manusia,virus HIV hanya menyerang sel yang
memiliki protein tertentu. protein itu ialah yang terdapat pada sel darah putih
T4, yaitu sel darah putih yang berperan menjaga system kekebalan tubuh. Apabila
virus HIV menginfeksi tubuh, manusia akan mengalami penurunan system kekebalan
tubuh. Akibatnya,para penderita HIV-AIDS akan mudah terinfeksi berbagai jenis
penyakit.
Penderita
HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi
dapat menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang
telah menunjukkan gejala penyakit AIDS.
Waktu yang
dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif
lama, yaitu antara 5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur
hidupnya tidak menjadi penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV
didalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan system kekebalan tubuh
penderita. Ketika system kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif
akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala
AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.
Gejala-gejala penyakit AIDS adalah:
1.
Ganguan pada
system saraf.
2.
Penurunan
libido.
3.
Sakit
kepala.
4.
Demam.
5.
Berkeringat
pada malam hari selama berbulan-bulan.
6.
Diare.
7.
Terdapat
bintik-bintik berwarna hitam atau keungu-unguan disekujur tubuh.
8.
Terdapat
banyak bekas luka yang belum sembuh total.
9. Terjadi penurunan berat badan secara
drastis
Penularan
virus HIV:
1.
Umumnya
terjadi melalui hubungan seks dengan penderita HIV
2.
Pemakaian
jarum suntik bersama-sama dengan penderita HIV
3.
Transfusi
darah yang terinfeksi HIV
4.
Bayi yang
minum ASI penderita HIV atau dilahirkan oleh ibu penderita HIV
Cara
menghindari HIV:
1.
Menghindari
hubungan seks diluar nikah
2.
Memakai
jarum suntik yang terjamin sterilisasinya
3.
Menghindari
kontak langsung dengan penderita HIV jika sedang terluka
4.
Menghindari
kehamilan bagi wanita penderita HIV
5.
Menerima
transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV
3. Autoimun
System
imun atau system pertahanan tubuh bertugas mempertahankan tubuh dari serangan
kuman penyakit. Akan tetapi ada kalanya system imun justru menyerang dan
merusak tubuh. Kondisi seperti ini disebut autoimun. System kekebalan tubuh
salah sasaran, sehingga menyerang sel, jaringan serta organ tubuh orang itu
sendiri. Akibatnya terjadi peradangan di tempat system pertahanan tubuh
menyerang pathogen. Penyakit ini dapat dipicu oleh beberapa hal, yaitu:
a) Makrofag dan neutrofil bersirkulasi
dalam darah untuk memantau adanya zat asing dalam tubuh. Begitu bertemu antigen
asing, misalnya bakteri, mereka mengepung dan merusaknya dengan molekul
beracun. Jika molekul beracun ini diproduksi secara berlebihan, tidak hanya
antigen asing yang dirusak, melainkan juga jaringan tubuh. Pada penderita
autoimun granulomtosis Wegener, molekul beracun merusak pembuluh darh. Pada
arthritis rheumatoid, molekul beracun merusak sendi.
b) Sel T mengeluarkan sitokin dan
kemokin. Kelebihan produksi kemokin, misalnya di persendian, menyebabkan rongga
sendi diserbu sel perusak dan system kekebalan tubuh seperti makrofag,
neutrofil dan sel T.
c) Sel B membuat kesalahan dengan tidak
memprouksi antibody terhadap antigen asing, melainkan antibodi yang menyerang
jaringan tubuh. Penderita myasthenia gravis mengalami kelemahan otot karena
autoantibody menyerang saraf yang menstimulasi gerakan otot. Pada phempigus
vulgaris, autoantibody salah perintah dan menyerang sel kulit, sehingga kulit
melepuh.
d) Saat antibody berikatan dengan
antigen di aliran darah. Ikatan tersebut akan membentuk jaringan besar
berkisi-kisi disebut kompleks imun. Kumpulan kompleks imun ini berbahaya karena
dapat memicu peradangan dalam pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke
jaringan serta merusak organ seperti ginjal. Hal ini terjadi pada pendertita
lupus eritamatosus sistemik.
2.6. Makanan yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh
1. Jeruk
Mengatasi sariawan pasti hal pertama
yang ada di benak orang kebanyakan ketika ditanya manfaat jeruk. Tapi tahukah
Anda bahwa jeruk merupakan salah satu buah yang dapat mencegah kanker dan
serangan jantung. Enzim Limonid pada jeruk mampu mencegah kanker tertentu.
Enzim Pektin yang ada menurunkan LDL (kolestrol jahat), memperkecil penyumbatan
pembuluh darah dan memperkecil resiko serangan jantung.
2. Semangka
Wajah segar, bercahaya dan tampak lebih
muda terpancar dari orang yang mengkonsumsi buah kaya air ini secara teratur.
Zat bekaroten dalam semangka mampu menyegarkan kembali sel-sel layu yang
dirusak oleh
molekul radikal bebas yang merupakan
hasil sampingan metabolisme tubuh. Likopen yang ada dalam semangka dapat
menyusutkan resiko kanker mulut rahim dan kanker pankreas pada wanita. Sebuah
hasil penelitian di India menunjukkan, likopen dapat menambah jumlah sperma
pada laki-laki terutama yang struktur spermanya tidak normal dan pergerakannya
lamban.
3. Kedelai
Dalam kacang kedelai terdapat
Isoflavon, enzim yang memiliki fungsi mirip hormon estrogen, sehingga dapat
mencegah keropos tulang. Kedelai juga termasuk makanan pengganti protein tinggi
yang ideal, karena tak mengandung asam lemak jenuh sehingga mengurangi resiko
serangan jantung.
4. Brokoli
Sulforaphan, zat antioksidan pada
brokoli dapat membantu tubuh untuk menghilangkan atau menetralkan zat penyebab
kanker, karsinogenik. Zat bekarotin di dalam brokoli mampu mencegah kanker usus
besar dan payudara, juga tekanan darah tinggi.
5. Kangkung
Kangkung kan membuat ngantuk! Mitos
ini sudah lama beredar di masyarakat, tapi sebenarnya kangkung mengandung zat
untuk meningkatkan ketahanan tubuh. Bersifat anti racun, anti radang dan
mengandung protein, kalsium juga karoten ini dapat melancarkan air seni. Bagi
ibu hamil juga berguna untuk mengatasi mual di awal kehamilan.
6. Belimbing
Buah ini mengandung serat makanan,
vitamin A dan C juga kalium. Zat-zat tersebut menjaga kenormalan fungsi organ
pencernaan, sistim pembuluh darah dan jantung. Bagi orang yang mempunyai
tekanan darah dan kolestrol tinggi sangat disarankan untuk mengkonsumsi
belimbing.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis dari luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan
zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Imunitas dapat dibedakan
berdasarkan asalnya dan mekanisme kerjanya. Berdasarkan asalnya, imunitas
dibagi menjadi kekebalan spesifik dan nonspesifik. Berdasarkan mekanisme
kerjanya, imunitas dibedakan menjadi imunitas humoral, imunitas selular dan
imunisasi.
3.2 Saran
Saran
yang dapat saya sampaikan dalam makalah ini yaitu untuk pembaca diharapkan
dalam membaca makalah ini dapat lebih tahu dan memahami tentang pentingnya
Sistem Imun sehingga pemahaman itu dapat diinformasikan kepada orang awam dan
dapat diaplikasikan untuk diri sendiri dan dilingkungan.
Namun,
penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya
Nama : Firda Nur Zanah
NPM : 12515706
Kelas : 1PA06
Tugas : Softskill
NPM : 12515706
Kelas : 1PA06
Tugas : Softskill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar