Minggu, 20 September 2015

Tugas Softskill (IBD) -> imunitas tubuh


BIOLOGI

IMUNITAS

 
Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan hampir semua jenis organisme atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan itu disebut imunitas (system kekebalan tubuh).  Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Ia bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan tempur yang mempunyai persenjataan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat diperlukan bagi tubuh kita. Dalam imunitas, selain imunitas bawaan, tubuh juga mampu membentuk imunitas spesifik yang sangat kuat untuk melawan bakteri dan kuman. Imunitas ini merupakan imunitas yang dihasilkan oleh system imun khusus yang membentuk antibody. Cabang biologi yang membahas tentang imunitas adalah imunologi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?
2.      Bagaimanakah struktur,fungsi, dan proses pada system kekebalan tubuh manusia ?
3.      Apa sajakah jenis-jenis kekebalan tubuh yang ada pada manusia ?
4.      Apa sajakah kelainan dalam system kekebalan tubuh?
5.      Apa sajakah makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian tentang sistem kekebalan tubuh
2.      Mengetahui struktur, fungsi, dan proses pada sistem kekebalan tubuh manusia
3.      Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh
4.      Memahami kelainan pada system kekebalan tubuh
5.      Mengetahui makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh

1.4  Manfaat
1.      Sebagai sumber informasi yang sangat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan
2.      Sebagai sumber informasi yang sangat penting untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari 
 
BAB II
PEMBAHASAN

SISTEM KEKEBALAN TUBUH
2.1 Pengertian
Imunologi berasal dari bahasa latin yaitu immunis: bebas dari beban kerja/pajak, logos: ilmu. Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Namun, jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan pathogen, termasuk virus yang menyebabkan berbagai penyakit, dapat berkembang dalam tubuh.
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh, terutama respons kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1959 Porter dan Edelman menemukan struktur imunoglobulin, dan tahun 1969 Edelman pertama kali melaporkan urutan asam amino molekul imunoglobulin yang lengkap. Pada tahun 1883, Metchnikoff sebenarnya telah mengatakan bahwa pertahanan tubuh tidak saja diperankan oleh faktor humoral, tetapi leukosit juga berperan dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pada waktu itu peran leukosit baru dikenal fungsi fagositosisnya. Beliaulah yang menemukan sel makrofag. Sekarang kita mengetahui bahwa sel makrofag aktif berperan pada imunitas selular untuk eliminasi antigen.

 
2.2 Jenis-jenis Sisitem Kekebalan Tubuh
     1. jenis-jenis system kekebalan tubuh berdasarkan asalnya:
         A. kekebalan nonspesifik (kekebalan tubuh bawaan/ kekebalan tubuh alami)
Kekebalan tubuh nonspesifik adalah bagian dari tubuh kita yang sudah ada sejak        kita lahir. System ini merupakan mekanisme pertama yang akan terjadi saat infeksi berlangsung, terjadi secara cepat terhadap infeksi mikrobia, dan terjadi antara jam ke-0 sampai jam ke-12 infeksi. Kekebalan nonspesifik terjadi karena tubuh dapat mengenali struktur mikroba yang masuk, bisa karena sebelumnya mikroba tersebut sudah pernah menginfeksi tubuh, atau karena struktur mikroba tersebut mirip seperti struktur mikroba lain yang pernah menginfeksi tubuh. Kelemahan dari mekanisme ini adalah tidak dapat mengenali struktur yang sama sekali baru menginfeksi tubuh.
                       Ciri-ciri:
1) Sistem ini tidak selektif,artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh  akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi.
2) Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya.
3) Eksposur menyebabkan respon maksimal segara.

B. Kekebalan spesifik (kekebalan adptif/ kekebalan tubuh buatan)
     Kekebalan spesifik, terjadi ketika kekebaln nonspesifik gagal menghalau infeksi karena benda asing yang masuk memiliki struktur yang sangat baru bagi tubuh. Secara singkat, makanisme ini akan mencoba membuat "ingatan" baru tentang struktur benda asing yang masuk ke tubuh, kemudia bereaksi untuk menghalau benda asing tersebut. Sel yang terlibat pada mekanisme ini adalah limfosit. Awalnya semua limfosit serup, tapi kemudian berkembang mejadi sel T dan sel B tergantung tempat perkembangannya. Bila limfosit dari susmsum merah pindah ke timus, maka limfosit tersebut berkembang menjadi sel T (timus) dan bila tidak, maka akan menjadi sel B (bone marrow). Sel B berperan dalam pertahanan humoral dan sel T berperan dalam pertahanan selular. Limfosit berasal dari sel induk puripoten di sumsum merah tulang atau hati (pada janin) yang sedang bekembang.
Ciri-ciri kekebalan spesifik:
·      Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
·      Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya
·      Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibody)
Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik, yaitu:
1. Antigen
Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya antibody. Antigen memiliki struktur tiga dimensi sengan dua atau lebih determinant site. Determinant site merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan pada antibody. Antigen dapat dibedakan menurut sifat kimiawinya, yaitu:
a)      Polisakarida
polisakarida berupa hidrat arang dan glikoprotein. Glikoprotein merupakan bagian permukaan sel mikroorganisme yang dapat menibulkan respon imu dalam pembentukan antibody. Contohnya, antigen dalam golongan darah ABO.
b)      Lipid
Lipid pada umumnya tidak imunogenik, tetapi bila diikat protein pembawa maka akan menjadi imunogenik.
c)      Asam Nukleat
Seperti halnya lipid, asam nukleat tidak imunogenik. Namun,bila diikat protein pembawa, maka akan menjadi imunogenik.
d)     Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik.
2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)
Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen, dengan cepat sel akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan menghasilkan antibody dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B dan dapat hidup lebih lama daripada sel plasma.
3. Antibody Poliklonal
Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel limfosit dan umum.
4. Antibodi monoclonal
Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui difusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu sel hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnosis penyakit kanker dan hepatisis.

2. jenis-jenis system kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya
                 A.Imunitas humoral
Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

B. Imunitas selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.
T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal:
a. fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi
b. lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di dilekati oleh antibodi.

C. Imunisasi
Merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikan individu kebal terhadap suatu penyakit. Imunisasi terbagi 2,yaitu:
a. Imunisasi aktif
Diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibody sendiri. Imunisasi aktif dibagi menjadi 2, yaitu:
·                  Imunisasi aktif Alami
Kekebalan yang diperoleh seseorang setelah sembuh dari sakit tertentu. 
·                  Imunisasi Aktif Buatan
Imunisasi aktif buatan merupakan pemberian mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan ke dalam tubuh manusia supaya tubuh membentuk antibody.

b. Imunisasi Pasif
Kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody dari suatu individu ke individu lainnya. Imunisasi pasif dibagi menjadi 2, yaitu:

·                  Imunisasi Pasif Alami
Terjadi pada bayi dalam kandungan, dimana antibody sang ibu akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui plasenta,dan ASI pertama.
·                  Imunisasi Pasif Buatan
Kekebalan yang diperoleh dengan memasukkan antibody atau serum yang telah kebal penyakit yang dilakukan melalui suntikan.Tujuanya adalah untuk memberikan kekebalan tubuh secepatnya karena tubuh penerima tidak memiliki banyak waktu untuk membentuk antibody.

 
2.3. Mekanisme Imunitas

         Langkah pertama dalam memusnahkan patogen atau sel asing adalah mengenal antigen sebagai bahan asing. Baik sel T maupun sel B mampu melakukan hal ini, namun mekanisme imunnya diaktivasi dengan sangat baik, bila pengenalan ini dilakukan oleh makrofag dan kelompok khusus limfosit T yang disebut sel T helper.
Antigen asing difagosit oleh suatu makrofag, dan bagian-bagian dipresentasi pada membran sel makrofag. Pada membran makrofag juga terdapat antigen “ self ” yang merupakan representasi semua antigen yang terdapat di semua sel individu. Oleh karena itu, sel T helper yang bertemu makrofag ini tersaji tidak hanya bersama antigen “ self ” sebagai pembandingnya. Sel T helper sekarang menjadi tersensitisasi dan spesifik bagi antigen asing. Satu hal yang tidak dimiliki tubuh. Pengenalan antigen sebagai benda asing mengawali satu atau kedua mekanisme imunitas. Mekanisme tersebut adalah imunitas selular, yang dalamnya sel T dan makrofag berpartisipasi dan imunitas humoral (dengan perantara antibodi) yang melibatkan dalam sel T, sel B dan makrofag
.

2.4.  Faktor- faktor yang mempengaruhi kekebalan tubuh :
1.      Infeksi, Pada penderita infeksi berat dapat mengalami gangguan kekebalan tubuh sehingga sering menderita komplikasi infeksi lain. Misalnya penderita infeksi berat yang dirawat di ICU.
2.      Penyakit ganas, Penyakit ganas misalnya kanker dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga mudah mendapat komplikasi infeksi
3.      Obat-obatan, Beberapa jenis obat-obatan dapat menekan sistem kekebalan tubuh seperti golongan kostikosteroid misalnya penggunaan prednison jangka panjang, obat anti kanker dan lain-lain. Oleh karena itu bagi penderita yang mendapat obat-obat tersebut perlu pengawasan yang baik supaya tidak terjadi komplikasi infeksi.
4.      Gangguan gizi, Seseorang  yang mengalami kekurangan gizi (protein, vitamin dan mineral) akan mengalami gangguan kekebalan tubuh karena zat-zat tersebut sangat diperlukan pada system kekebalan tubuh.
5.      Usia, Pada usia muda (bayi atau balita) , sistem kekebalan tubuh belum sempurna, sedangkan usia tua, system kekebalan tubuhnya mulai menurun sehingga kedua kelompok usia tersebut sangat rentan terhadap infeksi.

2.5. Kelainan dan penyakit dalam system kekebalan tubuh
     
1. Alergi
Merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang.Umumnya alergi bersifat khusus dan hanya muncul jika penderita melakukan kontak dengan penyebab alergi. Alergi dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat fatal terhadap penderita. Seseorang yang alergi akan mengalami gangguan emosi, konsentrasi dan lain-lain. Alergi terjadi karena penderita sangat sensitive terhadap allergen, yaitu bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas. Alergi dapat diturunkan melalui orang tua atau kakek/nenek penderita. Bila ada salah satu dari kedua orang tua yang menderita gejala alergi, maka resiko yang mungkin diturunkan pada anak sekitar 25-30%. Sementara bila kedua orang tua alergi, maka resiko alergi menurun ke anak pun meningkat menjadi 60-70%.
Alergi dapat ditimbulkan oleh beberapa penyebab, diantaranya adalah makanan, debu, serbuk sari, bulu binatang, sabun, bahkan bahan kimia atau logam, kutu dan kapuk. Alergi yang sering berulang dan tidak dikendalikan ternyata juga dapat mengganggu susunan saraf pusat (SSP atau otak). Gangguan otak yang terjadi antar lain keluhan sakit kepala berulang, gangguan tidur, keterlambatan bicara, serta gangguan perilaku. Selain gangguan SSP, alergi juga bisa menggagu berbagai system dan organ tubuh lain.

2. AIDS
AIDS merupakan suatu sindrom atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada tubuh manusia,virus HIV hanya menyerang sel yang memiliki protein tertentu. protein itu ialah yang terdapat pada sel darah putih T4, yaitu sel darah putih yang berperan menjaga system kekebalan tubuh. Apabila virus HIV menginfeksi tubuh, manusia akan mengalami penurunan system kekebalan tubuh. Akibatnya,para penderita HIV-AIDS akan mudah terinfeksi berbagai jenis penyakit.
Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS.
Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu antara 5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan system kekebalan tubuh penderita. Ketika system kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.
Gejala-gejala penyakit AIDS adalah:
1.      Ganguan pada system saraf.
2.      Penurunan libido.
3.      Sakit kepala.
4.      Demam.
5.      Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan.
6.      Diare.
7.      Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keungu-unguan disekujur tubuh.
8.      Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total.
9.      Terjadi penurunan berat badan secara drastis

Penularan virus HIV:
1.      Umumnya terjadi melalui hubungan seks dengan penderita HIV
2.      Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita HIV
3.      Transfusi darah yang terinfeksi HIV
4.      Bayi yang minum ASI penderita HIV atau dilahirkan oleh ibu penderita HIV

Cara menghindari HIV:
1.      Menghindari hubungan seks diluar nikah
2.      Memakai jarum suntik yang terjamin sterilisasinya
3.      Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV jika sedang terluka
4.      Menghindari kehamilan bagi wanita penderita HIV
5.      Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV

3. Autoimun
    System imun atau system pertahanan tubuh bertugas mempertahankan tubuh dari serangan kuman penyakit. Akan tetapi ada kalanya system imun justru menyerang dan merusak tubuh. Kondisi seperti ini disebut autoimun. System kekebalan tubuh salah sasaran, sehingga menyerang sel, jaringan serta organ tubuh orang itu sendiri. Akibatnya terjadi peradangan di tempat system pertahanan tubuh menyerang pathogen. Penyakit ini dapat dipicu oleh beberapa hal, yaitu:
a)      Makrofag dan neutrofil bersirkulasi dalam darah untuk memantau adanya zat asing dalam tubuh. Begitu bertemu antigen asing, misalnya bakteri, mereka mengepung dan merusaknya dengan molekul beracun. Jika molekul beracun ini diproduksi secara berlebihan, tidak hanya antigen asing yang dirusak, melainkan juga jaringan tubuh. Pada penderita autoimun granulomtosis Wegener, molekul beracun merusak pembuluh darh. Pada arthritis rheumatoid, molekul beracun merusak sendi.
b)      Sel T mengeluarkan sitokin dan kemokin. Kelebihan produksi kemokin, misalnya di persendian, menyebabkan rongga sendi diserbu sel perusak dan system kekebalan tubuh seperti makrofag, neutrofil dan sel T.
c)      Sel B membuat kesalahan dengan tidak memprouksi antibody terhadap antigen asing, melainkan antibodi yang menyerang jaringan tubuh. Penderita myasthenia gravis mengalami kelemahan otot karena autoantibody menyerang saraf yang menstimulasi gerakan otot. Pada phempigus vulgaris, autoantibody salah perintah dan menyerang sel kulit, sehingga kulit melepuh.
d)     Saat antibody berikatan dengan antigen di aliran darah. Ikatan tersebut akan membentuk jaringan besar berkisi-kisi disebut kompleks imun. Kumpulan kompleks imun ini berbahaya karena dapat memicu peradangan dalam pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke jaringan serta merusak organ seperti ginjal. Hal ini terjadi pada pendertita lupus eritamatosus sistemik.


  2.6.     Makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh

1. Jeruk
Mengatasi sariawan pasti hal pertama yang ada di benak orang kebanyakan ketika ditanya manfaat jeruk. Tapi tahukah Anda bahwa jeruk merupakan salah satu buah yang dapat mencegah kanker dan serangan jantung. Enzim Limonid pada jeruk mampu mencegah kanker tertentu. Enzim Pektin yang ada menurunkan LDL (kolestrol jahat), memperkecil penyumbatan pembuluh darah dan memperkecil resiko serangan jantung.

2. Semangka
Wajah segar, bercahaya dan tampak lebih muda terpancar dari orang yang mengkonsumsi buah kaya air ini secara teratur. Zat bekaroten dalam semangka mampu menyegarkan kembali sel-sel layu yang dirusak oleh
molekul radikal bebas yang merupakan hasil sampingan metabolisme tubuh. Likopen yang ada dalam semangka dapat menyusutkan resiko kanker mulut rahim dan kanker pankreas pada wanita. Sebuah hasil penelitian di India menunjukkan, likopen dapat menambah jumlah sperma pada laki-laki terutama yang struktur spermanya tidak normal dan pergerakannya lamban.

3. Kedelai
Dalam kacang kedelai terdapat Isoflavon, enzim yang memiliki fungsi mirip hormon estrogen, sehingga dapat mencegah keropos tulang. Kedelai juga termasuk makanan pengganti protein tinggi yang ideal, karena tak mengandung asam lemak jenuh sehingga mengurangi resiko serangan jantung.

4. Brokoli
Sulforaphan, zat antioksidan pada brokoli dapat membantu tubuh untuk menghilangkan atau menetralkan zat penyebab kanker, karsinogenik. Zat bekarotin di dalam brokoli mampu mencegah kanker usus besar dan payudara, juga tekanan darah tinggi.

5. Kangkung
Kangkung kan membuat ngantuk! Mitos ini sudah lama beredar di masyarakat, tapi sebenarnya kangkung mengandung zat untuk meningkatkan ketahanan tubuh. Bersifat anti racun, anti radang dan mengandung protein, kalsium juga karoten ini dapat melancarkan air seni. Bagi ibu hamil juga berguna untuk mengatasi mual di awal kehamilan.

6. Belimbing
Buah ini mengandung serat makanan, vitamin A dan C juga kalium. Zat-zat tersebut menjaga kenormalan fungsi organ pencernaan, sistim pembuluh darah dan jantung. Bagi orang yang mempunyai tekanan darah dan kolestrol tinggi sangat disarankan untuk mengkonsumsi belimbing.

 
BAB III
     PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis dari luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Imunitas dapat dibedakan berdasarkan asalnya dan mekanisme kerjanya. Berdasarkan asalnya, imunitas dibagi menjadi kekebalan spesifik dan nonspesifik. Berdasarkan mekanisme kerjanya, imunitas dibedakan menjadi imunitas humoral, imunitas selular dan imunisasi.

3.2  Saran
Saran yang dapat saya sampaikan dalam makalah ini yaitu untuk pembaca diharapkan dalam membaca makalah ini dapat lebih tahu dan memahami tentang pentingnya Sistem Imun sehingga pemahaman itu dapat diinformasikan kepada orang awam dan dapat diaplikasikan untuk diri sendiri dan dilingkungan.
Namun, penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya



Nama : Firda Nur Zanah
NPM : 12515706
Kelas : 1PA06
Tugas : Softskill




Tidak ada komentar:

Posting Komentar