Rabu, 20 April 2016

Artikel kalimat efektif dan turunan (Softskill)


Kalimat Efektif dan Kalimat turunan


1 Kalimat efektif
      A. Pengertian kalimat efektif
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1.      Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.      Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
3.      Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.      Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5.      Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas kita dapat mengambil kesimpulan mengenai definisi kalimat efektif yaitu kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

B. Syarat kalimat efektif
1. Kesatuan gagasan
Memiliki subjek, predikat, serta unsur-unsur lain seperti objek dan keterangan yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal. Contoh, “Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum”. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subjek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. Kesejajaran
 Memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Contoh, “Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan”.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedangkan yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah menjadi “anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan”.
3. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Contoh, “Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya”. Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar, anyelir, dan melati telah terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah “mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya”.
4. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
  a. Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di  depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
  b. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
   c.  Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh, “Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya”.
  d. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. Kelogisan
    Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh, “waktu dan tempat saya persilakan”. Kalimat ini tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah menjadi “bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium”

6. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Contoh, “mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah”. Kalimat tersebut memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.

     C. Contoh kalimat efekrtif
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
3.  Ia memakai baju warna merah. ( tidak efektif )
Seharusnya : Ia memakai baju merah

4.  Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. ( tidak efektif )
  Seharusnya : Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.

5.   Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. ( tidak efektif )
Seharusnya : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

2 Kalimat turunan
A. Pengertian kalimat turunan
Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.
         Kalimat Turunan adalah Kalimat non inti merupakan hasil proses dari mentransformasikan Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.
Ciri-ciri dari kalimat turunan:
1. Bersusun / majemuk.
2. Tidak sempurna, elips.
3. Berbentuk pertanyaan atau perintah.
4. Bersifat medial, pasif dan negatif.
Begitu pula dalam sintaks. Kalimat sebagai objek kajian sintaks juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukannya.

B. Proses pembentukan kalimat turunan
        Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.
Kalimat Inti:
(1) Kakak membaca majalah.
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan hasil transformasi dari kalimat tersebut :
(1a) Kakak membaca majalah?
(1b) Kakak membaca majalah tadi.
(1c) Kakak saya yang paling tua membaca majalah tadi.
(1d) Kakak tidak membaca majalah.
(1e) Membaca majalah, kakak.
(1f) Kakak membaca majalah saat hujan turun dengan deras.
Kalimat (1a) sampai dengan (1f) merupakan kalimat hasil transformasi dari kalimat (1) kakak membaca majalah. Jika diperhatikan kalimat (1a) sampai dengan (1f), memiliki inti S dan P yang sama dengan kalimat (1), S masih tetap diisi kata kakak dan P diisi oleh kata membaca.
Perhatikan kalimat di bawah ini!
(2) Kakak yang membaca majalah itu sangat baik.
Apakah kalimat (2) di atas merupakan hasil transformasi dari kalimat (1)? Bila kalimat di atas diteliti fungsi-fungsinya terlihat bahwa kata kakak sebagai S, yang membaca majalah itu sebagai K yang menjelaskan S, dan sangat baik sebagai P. Jadi, kalimat itu bukan berasal dari kalimat. (1), melainkan berasal dari kalimat Kakak baik.

C. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.
Perhatikan contoh diberikut ini.
1.  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung
                     S                        P1                           O1                      P2                   
etika profesi .
      O2
2.  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika para dosen,           S1               P1               O1                     Ket                      S2                                  
karyawan, dan  mahasiswa menikmati hari libur .
                                                   P2            O2

Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.
a.       Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
1.  Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
2.  Kedudukan tiap kalimat sederajat
Penghubung  klausa dalam kalimat majemuk setara
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
Penjumlahan
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta, baik, maupun
Pertentangan
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :
1.      Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
2.      Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
3.      Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
4.       Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

b.      Kalimat majemuk bertingkat
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung klausa dalam kalimat majemuk bertingkat
Jenis Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil,
sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, bilamana, manakala
c. tujuan
agar, supaya, untuk, biar
d. konsesif
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
e. pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih,
f. sebab/alas an
sebab, karena
g. akibat/hasil
sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan, tanpa
i. kemiripan
seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan
Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan
Bahwa
Contoh kalimat majemuk bertingkat:
1.    Dia datang ketika kami sedang rapat.
2.    Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
3.    Anda harus bekerja keras agar berhasil.
4.    Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
5.    Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.


 
Daftar pustaka

1. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
2. Wikipedia. Kalimat. http://id.wikipedia.org. Diakses pada September 2015
3.  Zaenal. Pengertian kalimat efektif. http://zaenal-zaeblogs.blogspot.com. Diakses pada September 2015
4. Bagus. Tugas bahasa Indonesia. http://bagus-sistem.blogspot.com. Diakses pada September 2015
5.  Taufik Hidayat Zein. Klimat efektif. https://taufikhidayatzein.wordpress.com. Diakses  pada September 2015
6.  Kurnia1717. Kalimat efektif adalah. http://kurnia1717.blogspot.co.id. Diakses pada September 2015
7.  Verra nurmala. Kalimat turunan. http://verra-nurmala.blogspot.co.id. Diakses pada September 2015
8.  Mitta Wulandari. Kalimat inti dan kalimat turunan. http://mitawulandari.blogspot.co.id. Diakses pada September 2015