Rabu, 06 April 2016

Harimau Sumatera (Softskill)


Harimau Sumatera

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Tugas Softskill

Disusun oleh :
Firda Nur Zanah (NPM: 12515706)
KELAS 1PA06
FAKULTAS PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
Mata Kuliah: Matematika &Ilmu Alamiah Dasar
Dosen: Bapak Edi Minaji Pribadi


Universitas Gunadarma 2015

§      Harimau Sumatera
Harimau sumatera (bahasa Latin: Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera. Harimau Sumatera dapat ditemukan di berbagai habitat dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, dari hutan di pegunungan sampai hutan rawa gambut. Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) adalah subspesies terkecil harimau di dunia dengan panjang tubuh hanya sampai 2,5 meter. Ukuran Harimau sumatera yang kecil membuatnya mampu bergerak dengan mudah di hutan Sumatera yang lebat. Penampilan harimau sumatera sangat berbeda dengan spesies harimau lain seperti garis-garis harimau sumatera yang lebih sempit dibandingkan dengan spesies harimau lain dan mereka juga memiliki surai yang lebih besar. Harimau sumatera juga memiliki kaki berselaput kecil yang memungkinkan mereka untuk berenang lebih efisien dalam mengejar mangsanya.
Harimau Sumatera adalah predator dominan pemakan daging (karnivora). Mereka berburu mangsanya dengan cara menguntit diam-diam sampai harimau sumatera memiliki kesempatan untuk menangkap mangsanya ketika lengah. Harimau sumatera berburu hewan mamalia besar seperti rusa, babi hutan, sapi dan kambing.
Dengan ukuran dan kekuatan harimau sumatera yang sangat efektif dalam berburu mangsanya, mereka tidak memiliki predator alami di lingkungan aslinya. Manusia yang berburu harimau sumatera serta menghilangkan habitatnya adalah satu-satunya ancaman terhadap keberadaan harimau sumatera. Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau sumatera terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
Dan harimau ini merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera.




§   Ciri-ciri Harimau Sumatera
Harimau sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau sumatera mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala tidak terdapat jarak. Harimau sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit harimau sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga orange tua. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau sumatera mengalami ancaman kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan. Karena habitat yang semakin sempit dan berkurang, maka harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja dengan manusia.

§      Makanan Harimau Sumatera
Makanan harimau sumatera tergantung dari tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mepertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang membuatnya menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatera merupakan hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya babi hutan dan rusa, dan kadang-kadang unggas atau ikan. Orangutan juga dapat jadi mangsa, mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, dan karena itu jarang ditangkap harimau. Harimau sumatera juga gemar makan durian.
Harimau sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di kawasan dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang optimal (tidak diburu oleh manusia).

§      Reproduksi                                                      
Harimau sumatera dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari kesepuluh, meskipun anak harimau di kebun binatang ada yang tercatat lahir dengan mata terbuka. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau Sumatera dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.

§      Populasi dan Penyebaran Harimau Sumatera
Saat ini, diperkirakan populasi harimau sumatera tersebar di 18 kawasan konservasi dan kawasan hutan lain yang berstatus sebagai hutan lindung dan hutan produksi, yang terpisah satu sama lain. Delapan lokasi yang sudah teridentifikasi terdapat harimau sumatera, diantaranya yaiu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN). Salah satu lokasi yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) disebut-sebut sebagai tempat populasi terbesar harimau sumatera saat ini. Dari tahun ke tahun, populasi harimau sumatera selalu menurun. Penyebab terjadinya penurunan populasi harimau sumatera antara lain :
*      Konflik  Manusia  Dengan  Harimau
Konflik manusia dan harimau mulai muncul sejak awal tahun tujuh puluhan, dimana pada waktu itu tingginya pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pemanfaatan lahan. Alih fungsi hutan untuk keperluan manusia menjadi tidak terhindarkan. Kehilangan habitat alaminya menimbulkan potensi konflik antara manusia dengan harimau sumatera. Berdasarkan informasi sejak tahun 1978 s/d 1997 terdapat sebanyak 146 orang meninggal dan 30 orang luka-luka dan 870 ekor ternak terbunuh akibat konflik manusia dengan harimau. Setelah itu antara 1995 s/d 2008 di Pulau Sumatera telah tercatat sedikitnya hampir 100 konflik manusa dengan harimau terjadi, dengan korban manusia 41 orang meninggal, 21 orang luka dan 343 ternak mati/luka serta 24 ekor harimau mati (Buletin Konservasi Harimau, 2008).

*      Deforestasi dan Degradasi
Terjadinya deforestasi dan degradasi hutan di Pulau Sumatera yang sangat besar secara tidak langsung akan menimbulkan ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang ada. Deforestasi dan degradasi akan menyebabkan hilangnya hutan atau terpotong-potongnya hutan menjadi bagian-bagian kecil dan terpisah. Ancaman terbesar terhadap kelestarian harimau adalah terjadinya konvensi kawasan hutan sebagai habitat harimau dirubah untuk tujuan pembangunan seperti perkebunan, pertambangan, perluasan pemukiman, transmigrasi dan pembangunan infrastruktur lainnya. Selain mengakibatkan fragmentasi habitat, berbagai aktivitas tersebut juga sering memicu konflik antara manusia dan harimau, sehingga menyebabkan korban di kedua belah pihak bahkan sering berakhir dengan tersingkirnya harimau dari habitatnya.

*      Perburuan Mangsa Harimau
Makanan utama harimau di hutan populasinya selalu mengalami penurunan dari tahun-ketahun. Rusa, babi, kera, kijang dan sebagainya yang merupakan mangsa utama harimau banyak menjadi sasaran untuk kegiatan perburuan. Banyaknya pemburu liar yang sering masuk kawasan konservasi dan kawasan hutan lainnya yang menjadi habitat harimau sumatera, merupakan ancaman terbesar bagi kelestarian satwa yang dilindungi tersebut. Terbatasnya jumlah makanan dan terpotong-potongnya habitat satwa ini menyebabkan terpotongnya daerah jelajah (home ring) harimau oleh kegiatan pembangunan dan kondisi harimau yang mengalami kesulitan mencari mangsa, berakibat harimau memangsa ternak masyarakat yang berada di sekitar hutan bahkan manusia pun tidak luput menjadi sasaran makanan oleh harimau.
*      Perdagangan Illegal
Faktor kesulitan perekonomian masyarakat karena akan desakan kebutuhan dan adanya keinginan kelompok tertentu atau seseorang yang ingin menjadikan bagian dari tubuh harimau (kulit, tulang, taring dan daging) sebagai koleksi pribadi (offsetan) menjadi faktor penyebab seseorang untuk memperdagangkan satwa ini. Bahkan akhir-akhir ini, di dunia maya (internet) sekalipun ada perusahan atau perorangan yang terang-terangan mengiklankan satwa tersebut lengkap dengan harga tiap bagian dari tubuh harimau yang akan dijual.

*      Perburuan Harimau Sumatera
Kegiatan perburuan harimau sumatera sampai saat ini masih terus berjalan, walau larangan yang ada sudah jelas bagi para pemburu akan diberi sangsi tegas dan hukuman. Namun masih tingginya minat untuk memiliki offset-an atau diperdagangkan untuk bahan baku turunannya menjadikan kegiatan perburuan harimau sumatera masih sulit diatasi. Pemerintah harus bisa menerapkan sanksi yang tegas terhadap para pemburu atau pemilik offsetan agar memberikan efek jera. Sehingga penurunan populasi harimau sumatera akibat kegiatan perburuan dapat diminimalisir.


§      Upaya Konservasi Harimau Sumatera
Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia adalah perbuatan kriminal, karena melanggar Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Berdasarkan pasal 21 dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 poin (d) bahwa "setiap orang dilarang untuk memperniagakan, menyimpan atau memiliki, kulit, tubuh atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia". Pelanggar dari ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana berupa hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum 100 juta.
Upaya untuk melestarikan keberadaan harimau sumatera melalui konservasi harimau sumatera sebenarnya bukan hanya semata bertujuan untuk menjaga kelestarian harimau sumatera saja, tetapi juga melindungi spesies lainnya karena antara satu dengan jenis spesies lainnya saling berhubungan. Sehingga dengan kata lain, dengan melindungi spesies ini secara tidak langsung juga melindungi spesies lainnya yang hidup di habitat yang sama. Beberapa upaya untuk mempertahankan kelestarian harimau sumatera adalah sebagai berikut :
*      Memulihkan dan meningkatkan populasi harimau sumatera beserta bentang alamnya. Upaya konservasi in-situ merupakan program utama konservasi harimau sumatera dengan memulihkan populasi harimau dan habitat alaminya.

*      Meningkatkan infrastuktur dan kapasitas instansi terkait dalam pemantauan dan evaluasi terhadap upaya konservasi harimau sumatera dan satwa mangsanya.


*      Membangun serta pengutana jejaring kerja dan infrastruktur komunikasi dan menciptakan kelompok masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian harimau sumatera. Konservasi harimau sumatera adalah tanggung jawab semua pihak. Oleh karena itu harus dijalin jejaring kerja dan komunikasi yang baik diantara semua pihak.

*      Membangun program konservasi ex-situ yang bermanfaat dan selaras dengan upaya kelestarian harimau sumatera di alam. Konservasi ex-situ merupakan salah satu alternatif untuk menjaga kelestarian harimau sumatera. Saat ini terdapat 371 ekor harimau sumatera di penangkaran baik di dalam maupun di luar negeri (Dephut, 2007). Namun diperlukan regulasi yang mengatur pemanfaatan hasil penangkaran harimau sumatera. Perlu dirumuskan standar-standar konservasi ex-situ agar sesuai dengan standar etika dan kesejahteraan bagi harimau sumatera.
Manusia sebagai insan rahmatan lil alamin yang diberi tanggung jawab untuk menjaga bumi, haruslah memelihara bumi dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Terancamnya kelestarian harimau sumatera tidak lepas dari tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu upaya kegiatan konservasi harimau sumatera harus tetap konsisten dilakukan dan yang terpenting adanya dukungan dari seluruh stake holder dalam membantu upaya pelaksanaan konservasi. Sehingga keberadaan harimau sumatera sebagai satwa endemik pulau sumatera tetap terjaga kelestariannya.




Daftar Pustaka
Assests WWFid. Harimau Bahasa. http://assets.wwfid.panda.org
Flora Fauna. Harimau Sumatera Deskripsi dan Fakta. http://www.florafauna.web.id
IWF. Detail Content 206. http://www.iwf.or.id
Nafi, Muhammad Naufal. Artikel tentang Harimau Sumatera. http://muhammadnaufalnafi.blogspot.co.id.
Wikipedia. Harimau Sumatera. https://id.wikipedia.org

1 komentar:

  1. The number of Sumatran tigers are estimated to live in TNKS range 145-165 tail. Increased hunting is certainly very threaten the sustainability of this endemic species.
    http://www.suksestoto.com/

    BalasHapus