Kunjungan budaya
nusa tenggara timur
A. Tujuan
dari Kunjungan
Saya dan teman-teman saya telah melakukan
kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pada kunjungan kali ini, saya,
Firda Nur Zanah dan beberapa teman saya ditugaskan untuk melihat dan mempelajari
berbagai unsur-unsur budaya yang dimiliki oleh daerah Nusa Tenggara Timur.
B. Hasil
dari Kunjungan
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri
khas kebudayaan yang berbeda. Berikut adalah salah satu contoh kebudayaan yang
berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur.
1.
Upacara adat
Upacara
Adat Reba diselenggarakan khususnya di beberapa daerah di Kabupaten Ngada,
NTT. Reba merupakan upacara adat yang bertujuan untuk melakukan
penghormatan dan ucapan rasa terima kasih terhadap jasa para
leluhur.Upacara ini diadakan setiap tahun baru tepatnya di bulan Januari
atau Februari dengan hidangan utama berupa ubi. Bagi warga Ngada, ubi
diagungkan sebagai sumber makanan yang tidak pernah habis disediakan oleh
bumi. Selama upacara, diselenggarakan tarian dengan penari yang
menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang di bagian
ujungnya dihiasi bulu kambing warna putih (tuba). Sebagai pengiring tarian
adalah alat musik gesek berdawai tunggal yang terbuat dari tempurung kelapa
atau labu hutan. Upacara adat Reba biasanya diselenggarakan selama tiga
sampai empat hari, sebelum upacara tari-tarian dan nyanyian diadakan misa
inkulturasi di gereja yang dipimpin seorang pater atau romo. Upacara ini memang
memadukan unsur adat dengan agama.
Gambar 1. Upacara adat
2.
Rumah adat
Rumah temukung
termasuk dalam kategori rumah panggung. Rumah yang bentuknya empat persegi
panjang ini bagian-bagiannya ada yang bermakna filosofis dan ada yang
non-filosofis (fungsional belaka). Rumah adat ini berasal
dari Kerajaan Kupang yang sampai saat ini masih dipakai oleh sebagian masyarakt
Nusa Tenggara Timur. Rumah ini beratapkan alang-alang dan berdindingkan pelepah
daun siwalan atau tal.
3. Tarian
adat
Tarian adat yang ada di wilayah
Propinsi Nusa Tenggara Timur sangat beragam, hal ini disebabkan karena jumlah
suku yang mendiami wilayah ini sangat beragam serta ditambah dengan wilayah
yang terdiri dari kepulauan. Berikut beberapa tarian dari daerah Nusa Tenggara
Timur:
a. Tari Hopong
Tarian ini berasal dari daerah Helong yang dilakukan untuk
menmgiringi upacara Hopong. Hopong adalah sebuah upacara tradisional masyarakat
Helong yang mengijinkan para petani untuk menuai atau panen di ladang
pertanian. Upacara Hopong adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh para
petani dalam bentuk doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih
kepada Tuhan dan nenek moyang. Upacara Hopong dilakukan pada masa panen disuatu
rumah yang ditentukan bersama dan dihadiri oleh tua-tua adat serta lapisan
masyarakat. Tarian ini juga menggambarkan kehidupan bersama nilai religius,
gotong royong. Musik pengiring gendang, tambur, gong
b. Tari Peminangan
Tarian ini berasal dari Kabupaten TTU. Tarian ini
menggambarkan bentuk peminangan ala orang dawan di Kabupaten Timor Tengah
Utara. Peminangan dapat juga diartikan sebagai suatu ungkapan perasaan cinta
yang tulus, ungkapan kepolosan hati antara sepasang kekasih yang hendak
mengikat kasih. Suatu ungkapan bahwa kehadiran dari seseorang diterima dengan
sepenuh hati, dengan tangan terbuka. Tarian ini juga melambangkan penyambutan,
penghormatan atas kehadiran seorang tamu istimewa yang mendatangi tempat
mereka.
c. Tari Likurai
Dalam masyarakat Kabupaten Belu tari Likurai merupakan tari
yang dibawakan oleh gadis-gadis / ibu-ibu untuk menyambut tamu-tamu terhormat
atau pahlawan yang pulang dari medan perang.
d. Tari Dodakado
Tarian yang berasal dari permainan rakyat Alor ini
menggambarkan keceriaan muda-mudi pada saat acara-acara pesta adat. Yang
menarik dari tarian ini adalah ketangkasan muda-mudi dalam berlompat-lompat
diatas permainan bambu.
e. Tari Teotona
Tarian ini berasal dari kerajaan Oenale di Rote. Tarian ini
termasuk tarian sakral dalam menyambut kaum pria yang kembali dari medan
perang.
Pria dan wanita bersama-sama menunjukan kegembiraannya dengan menari secara ekspresif.
Pria dan wanita bersama-sama menunjukan kegembiraannya dengan menari secara ekspresif.
f. Tari Ledo Hawu
Tarian ini biasa dibawakan pada saat upacara kematian kepala
adat, dengan maksud mengusir setan ditengah jalan, agar perjalanan arwah
kehadapan pencipta tidak dihalangi. Istilah lain dari tari ini dapat dikatakn
sebagai penyapu ranjau. Tarian ini berasal dari Kabupaten Kupang/Sabu.
g. Tari Leke
Tari ini mengambarkan pesta para masyarakat etnis Sikka
Krowe sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan. Biasanya ditarikan pada waktu
malam hari yang diiringi musik gong waning dengan lantunan syair-syair adat.
h. Tari Poto Wolo
Tarian ini berasal dari Kabupaten Ende. Fungsi tari ini
biasa digunakan untuk menjemput para tamu agung, atau seorang kepala suku yang
diangkat secara adat. Poto artinya mengangkat atau menjunjung kebesarannya;
Wolo artinya gunung atau bukit.
i.
Wasa
Wojorana
Tarian ini biasanya dilaksanakan pada upacara adat rakyat
Kabupaten Manggarai menjelang padi menguning. Wasa Wojarana menggambarkan
luapan rasa gembira, dengan meilhat bulir-bulir padi lading yang menjanjikan
dan sebagai ungkapan terima kasih kepada pencipta dan sekaligus memohon agar
panen tidak gagal akibat bencana alam dan ancaman hama. Tarian ini ditampilkan
ditampilkan dengan irama pelan dan cepat .
j.
Tari
Todagu
Berasal dari Kbupaten Ngada. Todagu menggambarkan
keperkasaan pemuda Nage Keo dalam berperang dan membangkitkan senmangat
patriotisme. Tarian ini diiringi oleh bambu dan tambur.
k. Tari
Kandingadu
Pada zaman dahulu Kandingangu ditarikan pada upacara adata
tradisional untuk memohon kehadiran pencipta alam semesta (dewa-dewi). Namun
masa kini tari ini biasa dipentaskan saat menyambut tamu agung atau dalam acara
ramah tamah. Tarian ini berasal dari Kabupaten Sumba Timur.
l.
Tari
Yappa Iya
Tari ini menggambarkan kegiatan masyarakat Mbarambanja dalam
kegiaatanya menangkap ikan. Tarian ini berasal dari Kabupaten Sumba Barat.
m. Tari Caci
Caci atau tari
Caci atau adalah tari perang
sekaligus permainan rakyat
antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk
dan perisai
di Flores,
Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Caci merupakan tarian atraksi dari bumi Congkasae-
Manggarai. Hampir semua daerah di wilayah ini mengenal tarian ini.
4.
Pakaian
Adat
Pakaian adat masyarakat Nusa
Tenggara Timur sangat beragam. Karena hampir di setiap daerah terdapat pakaian
adatnya masing-masing. Berikut beberapa pakaian adat yang ada di daerah Nusa
Tenggara Timur:
a. Kabupaten
Rote
Baju adat pria
rote berupa kemeja berlengan panjang berwarna putih polos. Tubuh bagian bawah
ditutupi oleh sarung tenun berwarna gelap, kain ini menjuntai hingga menutupi
setengah betis. Motif dari kain ini bermacam-macam, bisa berupa binatang,
tumbuhan yang ada tersebar di di kawasan Nusa Tenggara Timur. Dari motif yang
nampak dari kain tenun tersebut dapat dilihat daerah asal pembuatan kain tenun
tersebut. Sebagai aksesoris sehelai kain tenun berukuran kecil diselempangkan
di bagian bahu. Motifnya serasi dengan kain tenun pada sarungnya. Selain itu,
sebilah golok juga diselipkan di pinggang depan. Pria rote juga memakai Ti’i
langga, yaitu penutup kepala yang berbentuk mirip dengan topi sombrero dari
Meksiko. Ti’i langga terbuat dari daun lontar yang dikeringkan.
Wanita
rote biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagian bawahnya mengenakan kain
tenun. Salah satu motif yang sering digunakan untuk menghiasi pakaian adat ini
adalah motif pohon tengkorak. Sehelai selendang menempel pada bahunya. Rambut
disanggul dan memakai hiasan berbentuk bulan sabit dengan tiga buah bintang.
Hiasan tersebut disebut bulak molik. Bulan molik artinya bulan baru. Hiasan ini
terbuat biasanya terbuat dari emas, perak, kuningan, atau perunggu yang ditempa
dan dipipihkan, kemudian dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai bulan
sabit. Selain itu, Aksesoris lainnya adalah gelang, anting, kalung susun
(habas), dan pending. Kalung susun atau habas terbuat dari emas atau perak yang
merupakan warisan turun-temurun dari sebuah keluarga suku Rote. Terkadang, ada
yang menanggap bahwa habas merupakan benda keramat yang dianggap memiliki
kekuatan gaib. Selain habas, aksesoris lainnya adalah pending. Pending
merupakan perhiasan yang terbuat dari kuningan, tembaga, perak dan emas dan
biasa dipakai di bagian pinggang. Motif yang sering muncul sebagai hiasan
pending adalah motif bunga atau hewan unggas.
b. Kabupaten Sabu
Baju
adat Pria Sabu berupa ikat kepala, kemeja berlengan panjang berwarna putih
polos. Tubuh bagian bawah ditutupi oleh sarung tenun dan sehelai kain tenun
berukuran kecil diselempangkan di bagian bahu. Baju adat wanita Sabu biasanya
mengenakan baju kebaya pendek dan bagian bawahnya mengenakan kain tenun dua
kali lilitan dan tanpa aksesoris.
c. Kabupaten Helong
Pakaian
adat Pria Helong biasanya berupa kemeja dengan selimut Helong besar diikat pada
pinggang ditambah dengan selimut kecil. Aksesorisnya berupa destar, pengikat
kepala dan muti leher atau habas.
Pakaian
adat Wanita Helong adalah kebaya dengan Sarung diikat pada pinggang ditutup
dengan selendang penutup. Aksesorisnya berupa Pending/ikat pinggang emas, muti
salak/muti leher dengan mainan berbentuk bulan, perhiasan kepala bulan
sabit/bula molik, dan giwang (karabu).
d. Kabupaten Amarasi
Pakaian adat Pria Amarasi adalah kemeja
dengan selimut besar pria diikat pada pinggang ditambah dengan selimut penutup
dan selendang. Aksesorisnya berupa ikat pinggang pria, kalung habas emas
berbandul gong, muti salak, ikat kepala atau destar dikombinasi dengan hiasan tiara,
dan gelang Timor 2 buah.
Pakaian Adat Wanita Amarasi adalah kebaya dengan sarung diikat pada
pinggangdan selendang penutup dan pending. Aksesorisnya berupa kalung muti
salak, habas dan gong (liontin), hiasan kepala bulan sabit, tusuk konde koin 3
buah dan sisir emas, giwang (karabu), dan gelang kepala ular 2 buah (sepasang).
5. Alat Musik
Alat musik di daerah Nusa Tenggara Timur juga
sangat beragam. Contohnya, ada alat musik tiupseperti Foy Doa (Kabupaten
ngada), Knobe Khabetas dan Knobe Oh (Kabupaten Dawan), Nuren (Sikka Timur),
Prere (Manggarai), dan Suling (hampir di setiap daerah NTT). Ada alat musik
petik, seperti Gambus (Flores Timur), Leko Boko (Dawan), Sowito (Ngada), dan
Mendut (Manggarai). Ada juga alat musik bunyi-bunyian, seperti Kerontang (Pulau
Komdo), Tatabuang (Flores Timur), Thobo (Ngada), dan Gong (hampir di setiap
daerh NTT). Dan masih banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar