BELAJAR
1. Pengertian
Pembelajaran secara umum
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan
lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat
perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia.
Belajar sebagai
suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung.
Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya
untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita
memahami proses kompleks inheren pembelajaran. Berikut beberapa definisi
belajar menurut beberapa ahli psikologi.
James Patrick Chaplin dalamDictionary
of Psychology: 1985.Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan
pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses
memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
Hintzman, Douglas L. dalamThe
Psychology of Learning and Memory: 1987. Belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan
oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
John Burville Biggs dalam Teaching
for learning: the view from cognitive psychology: 1991. Belajar
mempunyai tiga macam rumusan, yaitu :
2. Jenis-jenis
pembelajaran
a. Behaviorisme
Behaviorisme adalah
sebuah teori pembelajaran yanng memusatkan hanya pada perilaku yang dapat
diamati, tidak memperhitungkan pentingnya aktifitas mental seperti berfikir,
berhasrat, dan berharap.
b. Pembelajaran asosiasi
Yaitu pembelajaran
yang terjadi ketika sebuah hubungan atau asosiasi dibuat untuk menghubungkan 2
peristiwa.
c. Pembelajaran melalui pengamatan
Pembelajaran yang
muncul ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain disebut juga
dengan meniru atau modeling.
3. Teori-teori Pembelajaran
a. Teori Pavlov
Dalam sebuah
eksperimennya ia secara rutin meletakkan bubuk daging dalam mulut seekor
anjing, yang menyebabkan anjing tersebut mengeluarkan air liur. Anjing ini
ternyata mengeluarkan air liur sebagai respon dari berbagai
rangsangan yang berkaitan dengan makanan, seperti saat melihat makanan, saat
melihat seorang membawa makanan kedalam ruangan, dan saat suara pintu tertutup
ketika makanan datang. Pavlov menyadari bahwa asosiasi antara penglihatan dan
pendengaran dengan makanan merupakan jenis belajar yang sangat penting. Yang
kemudian dikenal dengan nama pengondisian klasik. Sehingga anjing tersebut
sudah terkondisi dengan ekperimen pavlov, apabila terdengar suara
bel air liurnya akan keluar. Berarti pembelajaran menurut
pavlov adalah pengondisian, atau dilakukan berulang-ulang.
b. B.F Skinner
Psikologi Amerika,
B.F Skinner (1938) mengembangkan konsep instrumenral. pengondisian instrumental
adalah sebuah bentuk dari pembelajaran asosiatif dimana konsekuensi dari
sebuah perilaku mengubah kemungkinan berulangnya perilaku.
Sebagai contoh,
dalam pengondisian instrumental, menunjukkan kemampuan optimal dalam kompetensi
skating (perilaku ) cenrung menghasilkan nilai yang tinggi dari para juri (
konsekuensi), yang kemudian membuat para sakter bersemangat untuk terus
berlatih dan berkompetensi. Jadi pengondisian klasik meliputi
perilaku responden, pengondisian instrumental terdiri atas perilaku
instrumental, perilaku disengaja yang beroperasi terhadap lingkungan, dan
menghasilkan rangsangan berupa ganjaran atau hukuman.
c. Bandura
Model pembelajaran
melalui pengamatan Bandura terdapat 4 proses pembelajaran yaitu perhatian,
pengendapan, reproduksi motorik dan penguatan atau kondisi
intensif. contohnya seperti jika anda ingin belajar bermain ski,
maka anda perlu memerhatikan kata-kata dan contoh gerakan dari instruktur.
Kemudian anda perlu mengingat apa yang dilakukan instruktur dan apa saran-sarannya
untuk mencegah bencana. Selanjutnya anda juga memerlukan kemampuan motorik
untuk mengulang apa yang telah ditunjukkan oleh intruktur. Ketika anda mendapat
pujian dari instruktur setelah anda menyelesaikan beberapa gerakan akan
meningkatkan motivasi anda untuk terus bermain ski.
d. Maslov
Teori didasarkan
atas asumsi bahwa di dalam diri kita ada dua hal :
(1) Suatu usaha yang positif
untuk berkembang
(2) Kekuatan untuk melawan atau
menolak perkembangan itu, (maslov, 1968)
Pada diri masing-masing
orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah
ia miliki dan sebagainya. Tetapi mendorong untuk maju ke arah keutuhan,
keunikan diri, menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima
diri sendifi (self).
Maslov membagi
kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah
dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia
dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di tasnya, ialah kebutuhan
mendapatkan rasa aman dan seterusnya. Hirarki kebutuhan manusia menurut Maslov
ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada
waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar
tidak mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
e. Carl Rogers
Salah seorang tokoh
psikologi humanistik adalah Carl Rogers, seorang ahli psikoterapi. la mempunyai
pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan
belajar bebas. Tidak itu saja, siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya
hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas
keputusan-keputusan yang ia ambil atau pilih.
Dalam belajar
demikian, anak tidak dketak menjadi orang lain melainkan dibiarkan dan dipupuk
untuk menjadi dirinya sendiri. la tidak direkayasa agar terikat kepada orang
lain, bergantung kepada pihak lain dan memenuhi harapan orang lain. la
dibiarkan agar tetap bisa menjadi arsitek buat dirinya sendiri.
Rogers mengemukakan prinsip-prinsip belajar
humanistik sebagai berikut :
a. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk
belajar merupakan suatu hal yang bersifat alamiah bagi manusia. Ini disebabkan
adanya hasrat ingin tahu manusia yang terus menerus terhadap dunia dengan
segala isinya. Hasrat ingin tahu yang demikian terhadap dunia sekelilingnya,
menjadikan penyebab seseorang senantiasa berusaha mencari jawabannya. Dalam
proses mencari jawaban inilah, seseorang mengalami aktivitas-aktivitas belajar.
b. Belajar bermakna.
Dalam pandangan
psikologi humanistik makna sangat penting dalam belajar. Seorang beraktivitas
atau tidak senantiasa akan menimbang-nimbang apakah aktivitas tersebut
menipunyai makna buat dirinya. Sebab, sesuatu yang tak bermakna bagi dirinya,
tentu tidak akan ia lakukan.
c. Belajar tanpa hukuman.
Hukuman memang
dapat saja membuat seseorang untuk belajar. Tetapi, hasil belajar demikian
tidak akan bertahan lama. la melakukan aktivitas sekedar menghindari ancaman
hukuman. Pada hal, manakala hukuman tak ada, aktivitaspun tidak akan dilakukan.
Oleh karena itu, agar anak belajar justru harus dibebaskan dari ancaman
hukuman.
Belajar yang
terbebas dari ancaman hukuman demikian im menjadikan penyebab anak bebas
melakukan apa saja, mencoba-coba sesuatu yang bermanfaat buat dirinya.
mengadakan eksperimentasi-eksperimentasi hingga anak dapat menemukan sendiri
mengenai sesuatu yang baru. Kreativitas anak dalam belajar yang bebas dari
ancaman hukuman dengan sendirinya juga akan meningkat.
d. Belajar dengan inisiatif sendiri.
Belajar dengan
inisiatif sendiri pada diri pembelajar sebenamya menyiratkan betapa tingginya
motivasi internal yang dipunyai. Pembelajar yang banyak berinisiatif tatkala
belajar, senantiasa mencari cara-cara hingga dia berhasil dalam belajarnya.
Inisialif yang lahir dari diri sendiri im juga menunjukkan rendalmya dependensi
pembelajar terhadap orang lain. la akan bebas melakukan apa saja dalam
belajarnya. dan tidak terikat oleh rekayasa-rekayasa yang berasal dari
lingkungannya. Pada diri pembelajar yang kaya inisiatif, terdapat kemampuan
untuk mengarahkan dirinya sendiri, menentukan pilihannya sendiri serta berusaha
menimbang-nimbang sendiri mana hal yang baik bagi dirinya. la akan berusaha
dengan totalitas pribadinya untuk mencapai sesuatu yang ia cita-citakan.
e. Belajar dan perubahan.
Dunia terus
berubah, dan siapapun di dunia ini tak ada yang dapat menangkal perobahan. Oleh
karena itu, pembelajar haruslah dapat belajar dalam segala kondisi dan situasi
yang serba berubah. Kalau tidak, ia akan terlindas oleh perubahan.
Dengan demikian, belajar yang sekedar
mengingat fakta, menghafal sesuatu, dipandang tidak cukup. Orang harus dapat
menyesuaikan dalam sebuah dunia yang senantiasa berubah.
Dalam bukunya freedom to learn,
ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting, di
antaranya adalah :
(1)
Manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.
(2)
Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter di rasakan murid
mempunyai relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri.
(3)
Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
(4)
Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebilh mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman- ancaman dari luar itu semakin kecil
(5)
Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar
(6)
Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
(7)
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggung-jawab terhadap proses belajar itu.
(8)
Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi
siswa
seutuhnya baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan
basil yang mendalam dan lestari.
(9)
Kepercayaan tehadap diri sendiri, kemerdekaan. kreativitas lebih mudah dicapai
terutama siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengeritik dirinya sendiri dan
penilaian diri orang lain merupakan cara kedua yang penting.
(10)
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah
belajar mengenai proses belajar. suatu keterbukaan yang terus-menerus terhadap
pengalaman dan penyatuannya ke dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.
Sumber:
Ndan Beibeck. Pengertian
Belajar. https://ndanbeibeck.wordpress.comWardah, Nurul. Teori Belajar Menurut Psikologi. http://yoroelz09.blogspot.co.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar