Persepsi
A. Pengertian Persepsi
Persepsi = perception. Asal kata: perceive = merasa + (-ion) =hal, tindakan, hasil,
proses. Jadi, Persepsi adalah kesadaran atau tanggapan akan sesuatu yang
diterima melalui panca indera. Persepsi adalah proses mengenali objek
dan peristiwa yang terjadi pada individu setelah mendapat stimulus dari
penginderaan. Penginderaan berlangsung setiap saat ketika individu menerima
stimulus melalui alat indera. Plotnik merumuskan persepsi dengan lebih rinci
bahwa persepsi adalah pengalaman yang didapatkan individu setelah otak
menyusun dan mengombinasikan ribuan sensasi individual (hasil penginderaan)
yang tidak bermakna menjadi suatu pola kesan yang bermakna. Menurut Walgito (2004), persepsi adalah
pengorganisasian dan penginterpretasian stimulus yang diindra sehingga
merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang terintegrasi dalam
diri individu. A.M. Heru Basuki (2008), persepsi adalah proses mengenali objek
atau peristiwa yang terjadi pada individu setelah mendapat stimulus melalui
pengindraan
Dan,
berikut adalah faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:
1. Objek
yang dipersepsi
à objek ini menimbulkan
stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor.
2. Alat
indera, syaraf dan susunan syaraf à Alat indera berfungsi
untuk menetima stimulus. Syaraf sensori berfungsi dalam meneruskan stimulus ke
pusat susuna syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3. Perhatian à Pemusatan atau
pengonsentrasian seluruh aktivitas individu pada dua atau sekumpulan objek.
Berikut adalah
hukum-hukum persepsi menurut teori gestalt:
1. Hukum pragnanz/hukum
kesederhanaan (simplycity) à
kecenderungan untuk mengambil bentuk yang lengkap, sederhana dan bermakna (meaningful).
2. Hukum figure-ground
à terdiri dari bagian gambar (figure) yang lebih dominan dan
merupakan fokus perhatian. Serta, bagian latar belakang (ground) yaitu
bagian yang melatar belakangi atau melengkapi.
3. Hukum kedekatan (proximity)
à kecenderungan untuk
mempersepsi stimulus yang saling berdekatan sebagai satu kesatuan.
4. Hukum kesamaan (similitary)
àkecenderungan untuk memperspsi stimulus atau objek yang sama
sebagai satu kesatuan.
5. Hukum kontinuitas
à stimulus yang memiliki kontinuitas satu dengan yang lain akan
dilihat lepas dari latar belakang dan akan dipersepsi sebagai satu kesatuan.
6. Hukum kelengkapan
atau ketertutupan (closure) à
kecenderungan menutup bagian yang hilang dari gambar dan melihat gambar
tsb lengkap.
Aktivitas
mempersepsi adalah aktivitas yang terpadu (integrated) dan ternyata persepsi
rerhadap sesuatu memerlukan beberapa konstansi, yaitu:
1. Konstansi bentuk (shape
constancy) àkecenderungan
orang untuk mempersepsi sesuatu secara sama tanpa adanya kemungkinan variasi.
2. Konstansi warna (color constancy) à kecenderungan
untuk memperspsi benda dengan warna yang sama walaupun dalam penerangan cahaya
yang berbeda.
3. Konstansi ukuran (size constancy) à
kecenderungan untuk melihat suatu bebda dengan ukuran yang sama walaupun
terdapat variasi cara melihat.
Contohà Saat kita melihat
jalanan lurus yang memiliki tiang berbaris teratur disetiap sisi kanan dan
kirinya, kita akan melihat bah- wa tiang-tiang yang berbaris rapi tersebut
semakin jauh dari tempat kita melihat akan terlihat semakin kecil atau semakin pendek.
Padahal kita mengetahui bahwa ukuran dari tiang-tiang tersebut pasti sama
besarnya. Tetapi, kita berpersepsi bahwa tiang semakin jauh, ukurannya semakin
kecil.
Penjelasanà Peristiwa ini
menandakan bahwa terdapat konstansi ukuran (size
constancy), yaitu kecenderungan kita untuk melihat suatu benda dengan
ukuran yang sama walaupun terdapat variasi cara melihat. Disini kita mengetahui
bahwa tiang -tiang tersebut memiliki panjang yang sama, walaupun saat kita
melihat barisan tiang tersebut akan terlihat bahwa semakin jauh jarak antara
tiang dengan tempat kita berdiri berarti akan semakin kecil ukurannya
(panjangnya). Atau lebih spesifik lagi, bahwa hal tersebut menandakan adanya relative perspective, yaitu
kecenderungan individu untuk menginterpeetasikan objek yang lebih kecil sebagai
objek yang lebih jauh (tiang yang jauh akan terlihat lebih kecil daripada tiang
yang berada didekat individu
yang melihat).
Sumber:
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Riyanti, Dwi &
Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar