Selasa, 14 Juni 2016

Persepsi


Persepsi

A.   Pengertian Persepsi
Persepsi = perception. Asal kata: perceive = merasa + (-ion) =hal, tindakan, hasil, proses. Jadi, Persepsi adalah kesadaran atau tanggapan akan sesuatu yang diterima melalui panca indera. Persepsi adalah proses mengenali objek dan peristiwa yang terjadi pada individu setelah mendapat stimulus dari penginderaan. Penginderaan berlangsung setiap saat ketika individu menerima stimulus melalui alat indera. Plotnik merumuskan persepsi dengan lebih rinci bahwa persepsi adalah pengalaman yang didapatkan individu setelah otak  menyusun dan mengombinasikan ribuan sensasi individual (hasil penginderaan) yang tidak bermakna menjadi suatu pola kesan yang bermakna. Menurut Walgito (2004), persepsi adalah pengorganisasian dan penginterpretasian stimulus yang diindra sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang terintegrasi dalam diri individu. A.M. Heru Basuki (2008), persepsi adalah proses mengenali objek atau peristiwa yang terjadi pada individu setelah mendapat stimulus melalui pengindraan
Dan, berikut adalah faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:
1.      Objek yang dipersepsi à objek ini menimbulkan stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor.
2.      Alat indera, syaraf dan susunan syaraf à Alat indera berfungsi untuk menetima stimulus. Syaraf sensori berfungsi dalam meneruskan stimulus ke pusat susuna syaraf,  yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3.      Perhatian à Pemusatan atau pengonsentrasian seluruh aktivitas individu pada dua atau sekumpulan objek.
Berikut adalah hukum-hukum persepsi menurut teori gestalt:
1.  Hukum pragnanz/hukum kesederhanaan (simplycity) à kecenderungan untuk mengambil bentuk yang lengkap, sederhana dan bermakna (meaningful).
2.  Hukum figure-ground à terdiri dari bagian gambar (figure) yang lebih dominan dan merupakan fokus perhatian. Serta, bagian latar belakang (ground) yaitu bagian yang melatar belakangi atau melengkapi.
3.  Hukum kedekatan (proximity) à  kecenderungan untuk mempersepsi stimulus yang saling berdekatan sebagai satu kesatuan.
4.  Hukum kesamaan (similitary) àkecenderungan untuk memperspsi stimulus atau objek yang sama sebagai satu kesatuan.
5.  Hukum kontinuitas à stimulus yang memiliki kontinuitas satu dengan yang lain akan dilihat lepas dari latar belakang dan akan dipersepsi sebagai satu kesatuan.
6.  Hukum kelengkapan atau ketertutupan (closure) à kecenderungan menutup bagian yang hilang  dari gambar dan melihat gambar tsb lengkap.
Aktivitas mempersepsi adalah aktivitas yang terpadu (integrated) dan ternyata persepsi rerhadap sesuatu memerlukan beberapa konstansi, yaitu:
1.  Konstansi bentuk (shape constancy) àkecenderungan orang untuk mempersepsi sesuatu secara sama tanpa adanya kemungkinan variasi.
2. Konstansi warna (color constancy) à kecenderungan untuk memperspsi benda dengan warna yang sama walaupun dalam penerangan cahaya yang berbeda.
3.  Konstansi ukuran (size constancy) à kecenderungan untuk melihat suatu bebda dengan ukuran yang sama walaupun terdapat variasi cara melihat.


Contohà Saat kita melihat jalanan lurus yang memiliki tiang berbaris teratur disetiap sisi kanan dan kirinya, kita akan melihat bah- wa tiang-tiang yang berbaris rapi tersebut semakin jauh dari tempat kita melihat akan terlihat semakin kecil atau semakin pendek. Padahal kita mengetahui bahwa ukuran dari tiang-tiang tersebut pasti sama besarnya. Tetapi, kita berpersepsi bahwa tiang semakin jauh, ukurannya semakin kecil.

Penjelasanà Peristiwa ini menandakan bahwa terdapat konstansi ukuran (size constancy), yaitu kecenderungan kita untuk melihat suatu benda dengan ukuran yang sama walaupun terdapat variasi cara melihat. Disini kita mengetahui bahwa tiang -tiang tersebut memiliki panjang yang sama, walaupun saat kita melihat barisan tiang tersebut akan terlihat bahwa semakin jauh jarak antara tiang dengan tempat kita berdiri berarti akan semakin kecil ukurannya (panjangnya). Atau lebih spesifik lagi, bahwa hal tersebut menandakan adanya relative perspective, yaitu kecenderungan individu untuk menginterpeetasikan objek yang lebih kecil sebagai objek yang lebih jauh (tiang yang jauh akan terlihat lebih kecil daripada tiang yang berada didekat individu

yang melihat).

Sumber:

Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Riyanti, Dwi & Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar