Lucid Dream
A. SEJARAH
SINGKAT LUCID DREAM
Awal
abad 19 seorang ilmuwan bernama Marquis d'Hervey de Saint-Denys menerbitkan
sebuah buku berjudul 'Dreams and How to Guide Them', dimana buku ini berisi
mengenai dokumentasi dari kegiatannya meneliti mimpi selama 20 tahun, dan
dibuku ini dijelaskan selangkah demi selangkah perkembangan kemampuannya dalam
mengontrol mimpi, dimulai dari dream recall, hingga control mimpi.
Kemudian
psikolog dan ilmuwan mimpi dari belanda bernama Frederick Van Eeden, merupakan
orang pertama yang menggunakan istilah 'Lucid Dream' dan pada tahun 1913, dia
menerbitkan jurnal pada komunitas ilmuwan psikolog mengenai lucid dream dimana
pada jurnal ini, dia merekam 352 lucid dream yang dialaminya dari tahun 1898
dan 1912. judul jurnal ini adalah 'A Study of Dreams'.
B.
LUCID
DREAM
Setiap
orang tentunya pernah bermimpi. Akan tetapi, ketika Anda bermimpi tentunya Anda
tidak bisa mengontrol diri Anda dalam mimpi, karena mimpi tersebut hanya
ditampilkan oleh alam bawah sadar Anda saja. Berbeda dengan mimpi yang satu
ini, mimpi itu disebut mimpi sadar atau bahasa kerennya Lucid Dream (LD).
Lucid
Dream adalah keadaan dimana Anda sadar kalau sedang bermimpi. Jadi ibaratnya
Anda masuk ke dalam dunia mimpi, tapi masih dalam kondisi sadar. Sadar yang
dimaksud adalah Anda punya kontrol terhadap diri Anda.
Lucid
Dream dan Psikologi. Dalam psikologi, kajian mengenai mimpi dikaitkan dengan
teori kepribadian pada masa lalu sedangkan untuk masa kini dalam
psikologi faal. Psikologi faal merupakan cabang ilmu psikologi yang bahasannya
berlandaskan konsep biologis dan faali (fungsi tubuh) dari perilaku. Dalam
konteks mimpi, perilakunya ialah tidur itu sendiri. Dengan pendekatan faal,
kita harus lihat dulu, apa itu tidur itu sebenarnya? Untuk apa? Di SMP dan SMA
kita tahu kalau tubuh kita butuh masa rehat, masa restorasi setelah
menjalankan berbagai aktivitas di satu hari penuh.Selain itu, saat tidur memori
kita juga dikonsolidasikan, disimpan untuk jangka panjang.Memori sendiri ada
tiga jenis. Dua diantaranya bersifat short term, misalnya belajar kebut sebelum
ujian, nah, agar masuk ke memori yang long term, disitulah peran aktivitas
tidur. Tidur sendiri ada tahapnya, berikut tahapan tidur:
§
Tahap 1: saat kita mulai mengantuk, mata mulai
sayu, menguap. Setengah terjaga. Nah, saat itu gelombang otak kita berada di
gelombang teta.
§
Tahap 2: saat sudah tidur, masih dengan
gelombang teta aktivitas listrik otak. Namun, apabila kita terbangun dalam
tahap ini, kita tidak merasa bahwa sesungguhnya kita sudah tidur. Mungkin kita
pernah mengalaminya.
§
Tahap 3: saat kita benar-benar tertidur,
aktivitas gelombang otak bergeser ke gelombang alfa, yang lebih lambat
dari teta. Efeknya adalah detak jantung dan pernafasan mulai melambat. Beberapa
orang bisa mulai mengalami mimpi disini.
§
Tahap 4: tidur yang paling dalam, gelombang
otak masuk ke gelombang delta. Kita hanya bisa bangun jika ada suara keras dan
akan terlihat bingung. Nah yang menarik, ada di akhir tahap 4 ini. Akan ada
fase REM (rapid eye movement). Gelombang otak pada tahap ini begerser ke
gelombang beta dan disinilah kita mulai bisa bermimpi visual dengan gambaran
mimpi yang vivid mirip kenyataan. Skenario mimpinya kompleks, berbeda dengan
mimpi di tahap ketiga. Hal ini dapat terjadi karena setelah sebelumnya
gelombang otak kita begitu lambat di delta, tiba-tiba kembali ke gelombang beta
yang merupakan gelombang yang sama dengan gelombang otak kita saat
beraktivitas. Selama REM ini, otak kita hidup seperti tidak tidur. Otak menahan
agar badan kita tidak bergerak-gerak seperti di mimpi dengan cara mematikan
sementara impuls ke anggota gerak seluruh tubuh kecuali wajah dan mata. Makanya
tahap ini disebut rapid eye movement. Oleh karena itu, tidur bukanlah kondisi
tidak sadar,melainkan kita sadar sepenuhnya hanya saja otak kita mengabaikan
input sensoris lain dan menahan output ke tubuh kita. Beda dengan kondisi koma
seseorang, yang memang tidak sadar. Nah, saat fase REM ini, selain kita
mimpi yang sangat kompleks kita juga memberikan waktu ke otak kita untuk
menyimpan ingatan sehari penuh. Membuang yang tidak penting, menyimpan yang
penting. Penting dan tidak penting ini kita sendiri yang menentukan dengan
pikiran kita sebelum tidur mengenai mana hal yang mendapatkan perhatian kita
dan mana yang kita anggap tidak terlalu perlu. Saat proses penyimpanan ingatan
ini berlangsung, beberapa informasi bisa menjadi dasar dari skenario mimpi yang
sedang kita alami. Namun bukan hanya dari informasi yang sedang disimpan saja,
melainkan bisa juga dari memori-memori long term yang sudah disimpan sebelum
nya. Jadi mengingat tubuh kita sedang beristirahat selagi menyimpan informasi,
otak kita memberikan interpretasinya sendiri terkait kondisi kita saat ini,
yang diproyeksikan menjadi mimpi. Tahapan tidur ini kemudian membentuk siklus,
dimana kita akan melalui tahap satu sampai empat, lalu setiap 90 menit kita
akan bergantian kembali ke tahap 4 gelombang delta kemudian REM secara
terus-menerus hingga kita terbangun. Interval tersebut akan menjadi semakin
singkat menjelang pagi. Lucid dream, istilah ini sebenarnya bukanlah
istilah yang cukup terkenal dalam kajian mengenai tidur. Pada saat kita
tertidur, ada satu input yang tidak diabaikan oleh otak, yaitu auditoria tau
pendengaran. Sehingga apabila dita tertidur sembari mendengarkan suara-suara,
mimpi kita dapat sejalan dengan suara tersebut. Kita akan merasa atau
menginterpretasikan apa yang kita lihat sama dengan yang ada di mimpi kita
karena otak kita yang memanipulasi sendiri. Skenario mimpi juga akan
dikendalikan oleh informasi yang kita dapatkan seharian. Apabila kita
bersikeras ingin memimpikan sesuatu, otak akan menandai hal tersebut penting
dan menarik perhatian kita. Jika berhasil, hal tersebut dapat masuk ke dalam
mimpi kita. Lucid dream, dekat dengan istilah OBE atau out of body experience,
yaitu suatu mimpi yang kita tidak menjadi diri sendiri, tetapi kita melihat
diri kita dari luar tubuh kita. Sejauh ini, hal ini dijelaskan dengan tidak
adanya input sensori selama tidur sementara kita pasti mengalami REM dan
bermimpi saat REM. Interpretasi kita terhadap mimpi merupakan hasil kerja otak kita
sendiri. Hal ini akan semakin lebih mudah terjadi karena saat terbangun kita
memikirkan mimpi yang kita rasakan tidak biasa dan ditandai penting oleh otak
sehingga saat malam hari kita cenderung untuk mengulang mimpi itu kembali.
Lucid dream dan OBE tidak akan dirasakan oleh semua orang. Namun, jika
seseorang merasakan salah satu, secara signifikan dia akan mengalami yang
lainnya.
C.
ADAKAH DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF DARI
LUCID DREAM??
Selama
tidak dilakukan secara berlebihan, tidak ada dampak negatif dari Lucid Dream.
Malah dalam dunia mimpi sadar itu, banyak hal positif yang bisa Anda lakukan
seperti pemecahan masalah, menimbulkan motivasi untuk mencapai mimpi itu tadi.
Seperti yang saya katakan di atas, jangan berlebihan melakukan Lucid Dream
karena dapat membuat kehilangan motivasi di dunia nyata karena mereka
merasa bisa mendapatkan apapun di dunia mimpi. Satu hal yang anda harus
ingat, segala hal dalam Lucid Dream hanyalah mimpi, tidak ada yang berupa
kenyataan. Bahkan lebih parahnya stress, karena antara mimpi dan realitas
sangat jauh berbeda.
Sumber:
Kompasiana. Lucid Dream. http://m.kompasiana.comLuck Psychologist. Pangertian Lucid Dream. http://luckpsychologist.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar