Sabtu, 11 Juni 2016

Lucid Dream


Lucid Dream

 

A.    SEJARAH SINGKAT LUCID DREAM
Awal abad 19 seorang ilmuwan bernama Marquis d'Hervey de Saint-Denys menerbitkan sebuah buku berjudul 'Dreams and How to Guide Them', dimana buku ini berisi mengenai dokumentasi dari kegiatannya meneliti mimpi selama 20 tahun, dan dibuku ini dijelaskan selangkah demi selangkah perkembangan kemampuannya dalam mengontrol mimpi, dimulai dari dream recall, hingga control mimpi.
Kemudian psikolog dan ilmuwan mimpi dari belanda bernama Frederick Van Eeden, merupakan orang pertama yang menggunakan istilah 'Lucid Dream' dan pada tahun 1913, dia menerbitkan jurnal pada komunitas ilmuwan psikolog mengenai lucid dream dimana pada jurnal ini, dia merekam 352 lucid dream yang dialaminya dari tahun 1898 dan 1912. judul jurnal ini adalah 'A Study of Dreams'.
B.   LUCID DREAM
Setiap orang tentunya pernah bermimpi. Akan tetapi, ketika Anda bermimpi tentunya Anda tidak bisa mengontrol diri Anda dalam mimpi, karena mimpi tersebut hanya ditampilkan oleh alam bawah sadar Anda saja. Berbeda dengan mimpi yang satu ini, mimpi itu disebut mimpi sadar atau bahasa kerennya Lucid Dream (LD). 
Lucid Dream adalah keadaan dimana Anda sadar kalau sedang bermimpi. Jadi ibaratnya Anda masuk ke dalam dunia mimpi, tapi masih dalam kondisi sadar. Sadar yang dimaksud adalah Anda punya kontrol terhadap diri Anda.
Lucid Dream dan Psikologi. Dalam psikologi, kajian mengenai mimpi dikaitkan dengan teori kepribadian pada  masa lalu sedangkan untuk masa kini dalam psikologi faal. Psikologi faal merupakan cabang ilmu psikologi yang bahasannya berlandaskan konsep biologis dan faali (fungsi tubuh) dari perilaku. Dalam konteks mimpi, perilakunya ialah tidur itu sendiri. Dengan pendekatan faal, kita harus lihat dulu, apa itu tidur itu sebenarnya? Untuk apa? Di SMP dan SMA kita tahu kalau tubuh kita  butuh masa rehat, masa restorasi setelah menjalankan berbagai aktivitas di satu hari penuh.Selain itu, saat tidur memori kita juga dikonsolidasikan, disimpan untuk jangka panjang.Memori sendiri ada tiga jenis. Dua diantaranya bersifat short term, misalnya belajar kebut sebelum ujian, nah, agar masuk ke memori yang long term, disitulah peran aktivitas tidur. Tidur sendiri ada tahapnya, berikut tahapan tidur:
§     Tahap 1: saat kita mulai mengantuk, mata mulai sayu, menguap. Setengah terjaga. Nah, saat itu gelombang otak kita berada di gelombang teta.
§     Tahap 2: saat sudah tidur, masih dengan gelombang teta aktivitas listrik otak. Namun, apabila kita terbangun dalam tahap ini, kita tidak merasa bahwa sesungguhnya kita sudah tidur. Mungkin kita pernah mengalaminya.
§     Tahap 3: saat kita benar-benar tertidur, aktivitas gelombang otak bergeser ke gelombang alfa, yang  lebih lambat dari teta. Efeknya adalah detak jantung dan pernafasan mulai melambat. Beberapa orang bisa mulai mengalami mimpi disini.
§     Tahap 4: tidur yang paling dalam, gelombang otak masuk ke gelombang delta. Kita hanya bisa bangun jika ada suara keras dan akan terlihat bingung. Nah yang menarik, ada di akhir tahap 4 ini. Akan ada fase REM (rapid eye movement). Gelombang otak pada tahap ini begerser ke gelombang beta dan disinilah kita mulai bisa bermimpi visual dengan gambaran mimpi yang vivid mirip kenyataan. Skenario mimpinya kompleks, berbeda dengan mimpi di tahap ketiga. Hal ini dapat terjadi karena setelah sebelumnya gelombang otak kita begitu lambat di delta, tiba-tiba kembali ke gelombang beta yang merupakan gelombang yang sama dengan gelombang otak kita saat beraktivitas. Selama REM ini, otak kita hidup seperti tidak tidur. Otak menahan agar badan kita tidak bergerak-gerak seperti di mimpi dengan cara mematikan sementara impuls ke anggota gerak seluruh tubuh kecuali wajah dan mata. Makanya tahap ini disebut rapid eye movement. Oleh karena itu, tidur bukanlah kondisi tidak sadar,melainkan kita sadar sepenuhnya hanya saja otak kita mengabaikan input sensoris lain dan menahan output ke tubuh kita. Beda dengan kondisi koma seseorang, yang memang tidak  sadar. Nah, saat fase REM ini, selain kita mimpi yang sangat kompleks kita juga memberikan waktu ke otak kita untuk menyimpan ingatan sehari penuh. Membuang yang tidak penting, menyimpan yang penting. Penting dan tidak penting ini kita sendiri yang menentukan dengan pikiran kita sebelum tidur mengenai mana hal yang mendapatkan perhatian kita dan mana yang kita anggap tidak terlalu perlu. Saat proses penyimpanan ingatan ini berlangsung, beberapa informasi bisa menjadi dasar dari skenario mimpi yang sedang kita alami. Namun bukan hanya dari informasi yang sedang disimpan saja, melainkan bisa juga dari memori-memori long term yang sudah disimpan sebelum nya. Jadi mengingat tubuh kita sedang beristirahat selagi menyimpan informasi, otak kita memberikan interpretasinya sendiri terkait kondisi kita saat ini, yang diproyeksikan menjadi mimpi. Tahapan tidur ini kemudian membentuk siklus, dimana kita akan melalui tahap satu sampai empat, lalu setiap 90 menit kita akan bergantian kembali ke tahap 4 gelombang delta kemudian REM secara terus-menerus hingga kita terbangun. Interval tersebut akan menjadi semakin singkat menjelang pagi. Lucid dream, istilah ini sebenarnya bukanlah  istilah yang cukup terkenal dalam kajian mengenai tidur. Pada saat kita tertidur, ada satu input yang tidak diabaikan oleh otak, yaitu auditoria tau pendengaran. Sehingga apabila dita tertidur sembari mendengarkan suara-suara, mimpi kita dapat sejalan dengan suara tersebut. Kita akan merasa atau menginterpretasikan apa yang kita lihat sama dengan yang ada di mimpi kita karena otak kita yang memanipulasi sendiri. Skenario mimpi juga akan dikendalikan oleh informasi yang kita dapatkan seharian. Apabila kita bersikeras ingin memimpikan sesuatu, otak akan menandai hal tersebut penting dan menarik perhatian kita. Jika berhasil, hal tersebut dapat masuk ke dalam mimpi kita. Lucid dream, dekat dengan istilah OBE atau out of body experience, yaitu suatu mimpi yang kita tidak menjadi diri sendiri, tetapi kita melihat diri kita dari luar tubuh kita. Sejauh ini, hal ini dijelaskan dengan tidak adanya input sensori selama tidur sementara kita pasti mengalami REM dan bermimpi saat REM. Interpretasi kita terhadap mimpi merupakan hasil kerja otak kita sendiri. Hal ini akan semakin lebih mudah terjadi karena saat terbangun kita memikirkan mimpi yang kita rasakan tidak biasa dan ditandai penting oleh otak sehingga saat malam hari kita cenderung untuk mengulang mimpi itu kembali. Lucid dream dan OBE tidak akan dirasakan oleh semua orang. Namun, jika seseorang merasakan salah satu, secara signifikan dia akan mengalami yang lainnya. 
C.   ADAKAH DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF DARI LUCID DREAM??
Selama tidak dilakukan secara berlebihan, tidak ada dampak negatif dari Lucid Dream. Malah dalam dunia mimpi sadar itu, banyak hal positif yang bisa Anda lakukan seperti pemecahan masalah, menimbulkan motivasi untuk mencapai mimpi itu tadi. Seperti yang saya katakan di atas, jangan berlebihan melakukan Lucid Dream karena dapat membuat kehilangan motivasi di dunia nyata karena mereka merasa bisa mendapatkan apapun di dunia mimpi.  Satu hal yang anda harus ingat, segala hal dalam Lucid Dream hanyalah mimpi, tidak ada yang berupa kenyataan. Bahkan lebih parahnya stress, karena antara mimpi dan realitas sangat jauh berbeda.

Sumber:
Kompasiana. Lucid Dream. http://m.kompasiana.com
Luck Psychologist. Pangertian Lucid Dream. http://luckpsychologist.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar