BEMF Psikologi Universitas Gunadarma
mempersembahkan event terbesar yaitu “Psychology Innovation in Art, Social and
Education (PIASE) 201
PIASE adalah pelafalan kata dari seorang tokoh
psikologi perkembangan kognitif yaitu Jean Piaget. Piaget mengungkapakan bahwa
individu membangun kemampuan kognitif melalui tindakan yang termotivasi oleh
lingkungan dengan sendirinya. Dengan lingkungan yang positif dan membangun,
individu akan mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya. Sehubungan dengan
kenyataan bahawa program kerja ini adalah program kerja terakhir BEMF Psikologi
Universitas Gunadarma periode 2015/2016, maka dari itu program kerja ini
diharapkan mampu membangun lingkungan positif yang dapat membangun kemampuan
kognitif mahasiswa maupun masyarakat.
PIASE 2016 kali ini bertemakan “Let Your Mind
Be Colored”, adalah suatu rangkaian acara seni yang berlandaskan
adanya unsur sosial dan edukasi yang dapat memberikan kelengkapan pemenuhan
fungsi indera manusia yang mencangkup proses visual, auditori dan sensoris.
PIASE 2016
memiliki berbagai rangkaian acara yaitu:1. Singing Competition
2. Talkshow Musik
3. Talkshow Anak Berkebutuhan Khusus
Saya mengikuti salah
satu dari serangkaian acara yang diadakan oleh BEM Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma ini, yaitu talkshow anak berkebutuhan khusus yang
menjunjung tema “KETERBATASAN BUKAN BATASAN”. Acara ini
diadakan pada hari Rabu, 25 Mei 2016 dan berlokasi di Auditorium D462,
Universitas Gunadarma Depok
Konsep acara ini adalah sebuah talkshow yang
membahas tentang anak berkebutuhan khusus. Yang bertujuan membuka dan merubah
paradigma masyarakat bahwa keterbatasan bukanlah batasan dalam mencapai
prestasi tertentu khususnya dalam bidang musik atau akademik lainnya.
Acara talkshow ini dibuka dengan penampilan
yang luar viasa dari Zelda Maharani dengan konsep fenomena ABK yang dipandang sebelah matanya. BEM
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma juga mengundang pembicara yang ternama
yaitu Arist Merdeka Sirait yang kita tahu sebagai ketua KPAI (Komnas
Perlindungan Anak Indonesia), dan seorang psikolog yaitu Katarina Ira Puspita.
Saya banyak mendapatkan pengalaman baru dan
pengetahuan baru setelah mengikuti acara ini. Dan berikut adalah pengetahuan
baru yang bisa saya serap serta saya bagikan ke teman-teman semua.
Setiap anak dan termasuk juga anak nerkebutuhan
khusus merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan yang maha esa. Anak
berkebutuhan khusus adalah anak–anak yang memiliki kekurangan (atau sering kita
sebut sebagai anak cacat) tetapi mereka juga mempunyai segudang potensi yang
bahkan bisa melebihi potensi yg dimiliki oleh manusia normal. Oleh karena itu,
kita yang memiliki fisik normal harus menjaga perasaan dan memberi perhatian
yang lebih kepada mereka. Kita tidak boleh menjadikan kekurangan mereka menjadi
bahan ejekan. Misalkan, sering sekali kita ketahui terkadang kita mendengar
orang yang mengejek temannya dengan kata “autis”, itu adalah hal yang sangat
tidak terpuji.
Dan kita sering sekali memiliki presepsi bahwa
anak berkebutuhan khusus itu diikuti dengan Tantrum (emosi yang
berlebihan/tidak memiliki kemampuan untuk mengemdalikan emosi). Sebenarnya hal
itu tergantung, biasanya anak tersebut yang ketika ia tidak bisa meyampaikan
apa yang ia inginkan dan orang lain tidak dapat mengerti, biasanya dia akan
kesal dan menangis. Adapun cara menghadapi anak yang Tantrum yaitu, kita
harus bersikap tenang, dan jangan coba ajak anak untuk berkomunikasi saat anak
mengamuk, diamkan saja. Tetapi kita juga perlu memperhatikannya. Kita tidak
perlu berusaha untuk berkomunikasi atau bahkan berusaha mendiamkan anak. Namun,
jika anak yang tantrum itu suka melukai dirinya sendiri saat emosi, ibu harus
berusaha mencegahnya dengan cara merangkul anak itu dari depan. Dengan begitu,
ibu lebih mudah menhontrol pergerakan anak. Setelah anak itu lebih tenang, ibu
bisa mulai berkomunikasi dengannya dan berusaha mencari tahu mengapa anak
menangis.
Penanganan yang perlu kita lakukan saat
menghadapi anak berkebutuhan khusus yaitu dengan cara, merubah lingkungan,
dimana lingkungan itu harus lebih jelas, terdapat komunikasi lalu anak dibawa
berobat. Bentuk pengobatan berupa terapi perilaku, berbicara, kemampuan
bersosialisasi, dan medikasi untuk mengontrol perilaku, serta bisa juga memggunakan
obat-obatan khusus yang dapat membantu dalam pengontrolan emosi. Untuk orang
tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus, jangan pernah merasa malu karena
dukungan atau motivasi dari keluarga bahkan orang tua akan memiliki pengaruh
yang besar. Bawalah anak bersosialisasi dengan didampingi dan diberikan
arahan–arahan.
Berikut
adalah beberapa kasus atau tindak kriminal pada anak-anak yang sedang marak
terjadi di Indonesia:
1. Penjualan manusia. Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus penjualan manusia terlebih lagi anak-anak dan bayi. Hal ini melanggar hak-hak asasi manusia yang sifatnya universal berarti berlaku bagi setiap manusia termasuk anak-anak tanpa terkecuali.
2. Kekerasan seksual. Kasus ini banyak sekali menimpa anak-anak sibawah umur.
3. Geng rape. Ini adalah gerombolan permekosa yang paling sering terjadi pada anak-anak.
4. Pemasungan. Hal ini sangat sering terjadi pada manusia yang tidak waras (gila) dan dianggap dapat membahayakan orang-orang disekitarnya. Namun, perbuatan ini termasuk ke dalam pelanggaran hak-hak asasi manusia yang sifatnya universal.
Solusi bagi
pelecwhan pada anak berkebutuhan khusus (ABK):1. Penjualan manusia. Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus penjualan manusia terlebih lagi anak-anak dan bayi. Hal ini melanggar hak-hak asasi manusia yang sifatnya universal berarti berlaku bagi setiap manusia termasuk anak-anak tanpa terkecuali.
2. Kekerasan seksual. Kasus ini banyak sekali menimpa anak-anak sibawah umur.
3. Geng rape. Ini adalah gerombolan permekosa yang paling sering terjadi pada anak-anak.
4. Pemasungan. Hal ini sangat sering terjadi pada manusia yang tidak waras (gila) dan dianggap dapat membahayakan orang-orang disekitarnya. Namun, perbuatan ini termasuk ke dalam pelanggaran hak-hak asasi manusia yang sifatnya universal.
1. Penanaman bilai agama dan spiritual pada setiap manusia.
2. Pemahaman hak-hak asasi manusia bagi setiap orang termasuk anak berkebutuhan khusus.
3. Penempatan anak berkebutuhan khusus (ABK) di kalangan masyarakat
Sertifikat talk show Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar