EMOSI
A. Pengertian
Emosi
atau emotio (Latin) menurut
kamus berarti: di luar atau ke luar atau getaran pikiran atau guncangan
perasaan/jiwa. Menurut A.M.Heru Basuki (2008), emosi merupakan
pribadi seseorang yang telah dipengaruhi sedemikian rupa sehingga pada umumnya
individu kurang dapat menguasai diri lagi. Chaplin (1972) mendefinisikan emosi
sebagai reaksi kompleks yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi dan
diikuti perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Menurut Plotnik (2005), ada empat
komponen yang terkait dengan emosi yaitu: interpretasi terhadap stimulus
berdasarkan perasaan tentram; mengalami perasaan subjektif seperti ketakutan
dan atau kebahagiaan; respon fisiologis seperti perubahan detak jantung dan
atau irama nafas; dan memperlihatkan tingkah laku yang dapat diobservasi
seperti senyum dan tangisan. Menurut Ekman dan Friesen terdapat 3 rules yang
mengatur emosi dan ekspresi kejasmanian, yaitu:
1. Masking, emosi disembunyikan
atau ditutupi. Emosi yang dialami oleh seseorang tidak tercetus keluar melalui
ekspresi kejasmaniannya/fisiknya.
2. Modulasi
(modulation), emosi tidak dapat
disembunyikan atau diredam, gejala fisik mengekspresikannya tetapi emosi itu
dikontrol sehingga tidak meledak-ledak.
3. Simulasi
(simulation), orang tidak mengalami
emosi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala fisiknya.
Dan menurut Ekman dan Friesen, budaya dapat
berperan dalam membentuk display rules.
Teori
emosi:
1.
Teori
yang bertitik tolak pada hubungan emosi dengan gejala kejasmanianà Apabila orang
mengalami emosi, akan terjadi perubahan dalam jasmaninya, berarti ada hubungan
antara kejiwaan dan kejasmanian. Berdasarkan prinsip ini, terciptalah lie detector yang sering disebut polygraph yang merupakan tes kebohongan.
Alat ini diciptakan oleh John A Larson dan disempurnakan oleh L Keeler. Alat
ini mendeteksi perubahan jasmani seperti perubahan pernapasan, perubahan
peredaran darah, dan denyut jantung. Namun, alat ini tidak dapat mengungkapkan
kebenaran 100%. Terdapat banyak perbedaan pendapat tentang hubungan ini yang
diungkapkan oleh para pakar, yaitu:
a. Teori
James-Langeà
James-Lange mengatakan bahwa emosi merupakan persepsi dari keadaan jasmani.
Faktor terpenting dari emosi yang dirasakan adalah umpan balik dari perubahan
kejasmanian yang terjadi karena menghadapi situasi menakutkan atau
membahayakan. Contoh, keadaan bahaya membuat jantung berdebar dan timbullah
emosi ketakutan.
b. Teori Cannon Bardà Menurut teori ini yang membantah teori James-Lange, yaitu
perubahan badani banyak yang sama untuk emosi yang berbeda. Teori ini
berpendapat, emosi bergantung pada aktivitas otak atau aktivitas sentral, oleh
karena itu sering disebut dengan teori sentral dalam emosi atau teori
dengan pendekatan neurologis.
c. Teori
Schater-Singerà Emosi
terjadi sebagai akibat dari:
·
Persepsi terhadap situasi tertentu yang berpotensi menimbulkan
emosi.
·
Keadaan tubuh yang disiagakan (aroused)
sebagai akibat dari persepsi itu.
·
Interpretasi dan pelabelan keadaan jasmani sehingga cocok dengan situasi
yang dialami.
2. Teori kognitif tentang
emosià Menurut Richard
Lazarus dan kawan-kawan mengatakan bahwa emosi yang kita rasakan merupakan
penilaian atau evaluasi atas informasi yang berasal dari situasi lingkungan
atau dari dalam tubuh.
3. Teori emosi berkaitan
dengan motivasi. Menurut teori Leeper, dikatakan
bahwa hampir semua perilaku yang dipandu oleh tujuan bernada emosional, dengan
nada emosional itulah yang menentukan motivasi untuk urutan panjang perilaku
Berikut adalah macam-macam ekspresi emosi:
·
Ekspresi verbal àEkspresi emosi dalam bentuk verbal meliputi, tulisan dan ungkapan verbal.
·
Ekspresi nonverbal àyaitu suatu ekspresi dari bentuk fisiologis tubuh serta nada suara yang
digunakan individu sewaktu mengalami fase emosi.
Contoh: Yasmin, keponakanku adalah seorang anak
perempuan yang manis. Ia berumur 2 tahun, dan ia merupakan cucu pertama bagi
orang tuaku. Oleh karena itu, orang tuaku sangat menyayanginya. Terle-bih lagi
ayahku, ayahku sangat memanjakanmya. Semua permintaannya pasti akan dipenuhi
oleh ayahku. Oleh karena itu, keponakanku sangat dekat dengan ayahku. Setiap
dia bertemu ayahku, raut wajahnya selalu berubah senang dan menjadi lebih
aktif. Hal ini menandakan bahwa ia bahagia saat bertemu dan bermain dengan
ayahku. Hal ini ditandai dengan senyum yang selalu terlukiskan di wajahnya.
Penjelasan : Senang merupakan peristiwa yang menunjukkan adanya ekspresi
emosi nonverbal, yaitu suatu ekspresi dari bentuk fisiologis tubuh serta nada
suara yang digunakan oleh individu (senyuman di wajahnya).
Sumber:
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Riyanti, Dwi &
Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar