Selasa, 14 Juni 2016

Emosi


EMOSI


A.   Pengertian
Emosi atau emotio (Latin) menurut kamus berarti: di luar atau ke luar atau getaran pikiran atau guncangan perasaan/jiwa. Menurut  A.M.Heru Basuki (2008), emosi merupakan pribadi seseorang yang telah dipengaruhi sedemikian rupa sehingga pada umumnya individu kurang dapat menguasai diri lagi. Chaplin (1972) mendefinisikan emosi sebagai reaksi kompleks yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi dan diikuti perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Menurut Plotnik (2005), ada empat komponen yang terkait dengan emosi yaitu: interpretasi terhadap stimulus berdasarkan perasaan tentram; mengalami perasaan subjektif seperti ketakutan dan atau kebahagiaan; respon fisiologis seperti perubahan detak jantung dan atau irama nafas; dan memperlihatkan tingkah laku yang dapat diobservasi seperti senyum dan tangisan. Menurut Ekman dan Friesen terdapat 3 rules yang mengatur emosi dan ekspresi kejasmanian, yaitu:
1.      Masking, emosi disembunyikan atau ditutupi. Emosi yang dialami oleh seseorang tidak tercetus keluar melalui ekspresi kejasmaniannya/fisiknya.
2.      Modulasi (modulation), emosi tidak dapat disembunyikan atau diredam, gejala fisik mengekspresikannya tetapi emosi itu dikontrol sehingga tidak meledak-ledak.
3.      Simulasi (simulation), orang tidak mengalami emosi  seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala fisiknya.
Dan menurut Ekman dan Friesen, budaya dapat berperan dalam membentuk display rules.

Teori emosi:
1.      Teori yang bertitik tolak pada hubungan emosi dengan gejala kejasmanianà Apabila orang mengalami emosi, akan terjadi perubahan dalam jasmaninya, berarti ada hubungan antara kejiwaan dan kejasmanian. Berdasarkan prinsip ini, terciptalah lie detector yang sering disebut polygraph yang merupakan tes kebohongan. Alat ini diciptakan oleh John A Larson dan disempurnakan oleh L Keeler. Alat ini mendeteksi perubahan jasmani seperti perubahan pernapasan, perubahan peredaran darah, dan denyut jantung. Namun, alat ini tidak dapat mengungkapkan kebenaran 100%. Terdapat banyak perbedaan pendapat tentang hubungan ini yang diungkapkan oleh para pakar, yaitu:
a.   Teori James-Langeà James-Lange mengatakan bahwa emosi merupakan persepsi dari keadaan jasmani. Faktor terpenting dari emosi yang dirasakan adalah umpan balik dari perubahan kejasmanian yang terjadi karena menghadapi situasi menakutkan atau membahayakan. Contoh, keadaan bahaya membuat jantung berdebar dan timbullah emosi ketakutan.
b.  Teori Cannon Bardà Menurut teori ini yang membantah teori James-Lange, yaitu perubahan badani banyak yang sama untuk emosi yang berbeda. Teori ini berpendapat, emosi bergantung pada aktivitas otak atau aktivitas sentral, oleh karena itu sering disebut dengan  teori sentral dalam emosi atau teori dengan pendekatan neurologis.
c.  Teori Schater-Singerà Emosi terjadi sebagai akibat dari:
·        Persepsi terhadap situasi tertentu yang berpotensi menimbulkan emosi.
·        Keadaan tubuh yang disiagakan (aroused) sebagai akibat dari persepsi itu.
·        Interpretasi dan pelabelan keadaan jasmani sehingga cocok dengan situasi yang dialami.
2.      Teori kognitif tentang emosià Menurut Richard Lazarus dan kawan-kawan mengatakan bahwa emosi yang kita rasakan merupakan penilaian atau evaluasi atas informasi yang berasal dari situasi lingkungan atau dari dalam tubuh.
3.      Teori emosi berkaitan dengan motivasi. Menurut teori Leeper, dikatakan bahwa hampir semua perilaku yang dipandu oleh tujuan bernada emosional, dengan nada emosional itulah yang menentukan motivasi untuk urutan panjang perilaku
Berikut adalah macam-macam ekspresi emosi:
·        Ekspresi verbal àEkspresi emosi dalam bentuk verbal meliputi, tulisan dan ungkapan verbal.
·        Ekspresi nonverbal àyaitu suatu ekspresi dari bentuk fisiologis tubuh serta nada suara yang digunakan individu sewaktu mengalami fase emosi.

 
Contoh: Yasmin, keponakanku adalah seorang anak perempuan yang manis. Ia berumur 2 tahun, dan ia merupakan cucu pertama bagi orang tuaku. Oleh karena itu, orang tuaku sangat menyayanginya. Terle-bih lagi ayahku, ayahku sangat memanjakanmya. Semua permintaannya pasti akan dipenuhi oleh ayahku. Oleh karena itu, keponakanku sangat dekat dengan ayahku. Setiap dia bertemu ayahku, raut wajahnya selalu berubah senang dan menjadi lebih aktif. Hal ini menandakan bahwa ia bahagia saat bertemu dan bermain dengan ayahku. Hal ini ditandai dengan senyum yang selalu terlukiskan di wajahnya.

Penjelasan : Senang merupakan peristiwa yang menunjukkan adanya ekspresi emosi nonverbal, yaitu suatu ekspresi dari bentuk fisiologis tubuh serta nada suara yang digunakan oleh individu (senyuman di wajahnya).

Sumber:
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Riyanti, Dwi & Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar